Rabu 24 Dec 2014 07:40 WIB

Cina Bantah Korut Gunakan Fasilitasnya Retas Sony Pictures

An entrance gate to Sony Pictures Studios is pictured in Culver City, California December 19, 2014.
Foto: Mario Anzuoni
An entrance gate to Sony Pictures Studios is pictured in Culver City, California December 19, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan Cina menentang segala bentuk serangan cyber dan tidak akan membuat kesimpulan tanpa "fakta-fakta yang cukup.

Hua mengatakan Cina  menentang serangan terhadap pihak ketiga dengan memanfaatkan fasilitas negara lain" dan siap untuk melakukan "dialog dengan negara-negara lain. Amerika Serikat sedang dalam pembicaraan dengan Cina  untuk kemungkinan dapat membantu menghadang serangan cyber dari Pyongyang.

Permintaan itu bisa bermasalah karena Washington telah lama mengatakan pencurian maya Cina  telah mengancam rahasia pertahanan AS, merugikan daya saing perusahaan Amerika dan merebut lapangan kerja warga Amerika.

Presiden AS Barack Obama mengatakan, Amerika Serikat sedang mengkaji apakah akan menempatkan Korea Utara kembali ke daftar negara-negara pendukung terorisme menyusul serangan cyber terhadap Sony Pictures, yang dituding para pejabat Amerika dilakukan negara komunis itu

Berbicara dalam program televisi CNN State of the Union, Obama mengatakan, ia tidak menganggap peretasan itu tindakan perang, melainkan aksi perusakan yang sangat merugikan.

Jepang mengutuk

Menteri Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan, Senin, Jepang mempertahankan kontak erat dengan Washington menyangkut masalah ini. Suga mengatakan, serangan cyber juga merupakan masalah serius bagi keamanan nasional Jepang.

Korea Utara membantah bertanggungjawab atas aksi peretasan terhadap jaringan komputer Sony Pictures, dan memuat email-email memalukan dan data-data pribadi lainnya ke internet.

Para peretas itu menamakan diri mereka Guardians of Peace dan memperingatkan orang-orang untuk tidak menonton film The Interview apabila tidak ingin mengalami nasib buruk. Film komedi itu mengisahkan CIA yang mempekerjakan dua wartawan untuk membunuh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Sony membatalkan rilis film komedi satir itu yang tadinya dijadwalkan berlangsung tanggal 25 Desember.

Pada Ahad kemarin, media pemerintah Korea Utara melaporkan, Komisi Kebijakan Departemen Pertahanan Nasional Negara itu mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, mereka tidak mengetahui negara tempat tinggal para peretas itu. 

Komisi itu mengatakan, mereka memiliki bukti pemerintahan Obama terlibat dalam pembuatan film The Interview dan memperingatkan bahwa Korea Utara sudah melancarkan aksi untuk melawannya.

sumber : VOA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement