Selasa 30 Dec 2014 00:03 WIB

Hampir Jadi Mualaf, Ini Awal Ketertarikan Churchill dengan Islam

PM Inggris periode Perang Dunia kedua, Sir Winston Churchill.
Foto: ww2today.com
PM Inggris periode Perang Dunia kedua, Sir Winston Churchill.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah surat yang ditulis pada Agustus 1907, menunjukkan bahwa Perdana Menteri Inggris periode 1940 hingga 1945 dan 1951 hingga 1955, Sir Winston Churchill ingin memeluk Islam. Surat itu ditulis Lady Gwendoline Bertie, yang menikahi saudara Churchill, Jack.

Dalam surat tersebut, terungkap bahwa pihak keluarga mencoba menghalangi Churchill untuk menjadi seorang mualaf. Keaslian surat tersebut diteliti sejarawan Universitas Cambridge, Warren Dockter yang juga merupakan rekan Bertie.

Bertie sepertinya bertindak antisipatif karena melihat gelagat Churchill yang tertarik dengan budaya Islam. Apalagi, Churchill memiliki kawan dekat Wilfrid S Blunt, yang merupakan penganut Islam tulen. Bahkan, Churhill dan Blunt sempat mengikuti pesta dengan mengenakan baju Arab.

Bahkan, ia memiliki kesempatan langsung untuk mengamati masyarakat Islam ketika sebagai seorang perwira Angkatan Darat Inggris ditugaskan ke Sudan. Ia secara intens mempelajari Islam, dan kali pertama mengungkapkan keteratrikannya dalam sebuah surat yang ditujukan untuk Lady Lytton pada 1907.

"Saya ingin seperti Pasha," tulis pria kelahiran Blenheim Palace, Woodstock pada 30 November 1874 ini dalam suratnya.

Kendati begitu, Dockter mengatakan bahwa Churchill tidak benar-benar ingin menjadi seorang Muslim. "(Lady Gwendoline Bertie) telah khawatir karena Churchill pergi ikut tur Afrika dan dia (Bertie) tahu Churchill telah melihat temannya, Wilfrid S. Blunt, yang merupakan seorang Arab terkenal, antiimperialis dan penyair," ujar Dockter kepada the Independent.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement