Selasa 30 Dec 2014 00:04 WIB

Churchill Dekat dengan Islam, tapi Juga Kritis

Sir Winston Churchill.
Foto: Realclearpolitics
Sir Winston Churchill.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris periode Perang Dunia II, Sir Winston Churchill tertarik untuk masuk Islam. Hanya saja, sebelum memutuskan menjadi mualaf, ia dicegah keluarganya. Perjalanan hidup Churchill memang bersentuhan dengan budaya Islam. Mulai dikirim ke Sudan hingga memiliki teman dekat seorang Arab bernama Wilfrid S Blunt.

Dilansir the Independent, kedekatan Churchill terhadap Islam bukan kali itu saja. Pada 1940, ketika memimpin perjuangan tentara Inggris melawan Nazi Jerman, Churchill memberikan dukungan kepada rencana pembangunan Masjid Pusat London di Regent's Park, dengan menyumbang dana 100 ribu pound dengan harapan memenangkan dukungan dari negara-negara Muslim di Perang Dunia II.

Dia kemudian mengatakan kepada Dewan Rakyat bahwa "banyak dari teman-teman kita di negara-negara Muslim" telah mengapresiasi hadiah berupa pembangunan masjid itu. Kendati begitu, ia juga tetap bisa kritis di tengah kekagumannya terhadap Islam.

"Fakta bahwa dalam hukum Islam setiap perempuan, entah itu berstatus sebagai anak, istri, atau selir menjadi harta bagi kaum pria pada saat masa perbudakan seharusnya diakhiri. Sejak itu lah Islam harus dihapuskan karena idgunakan sebagai kekuatan kaum laki-laki," tulisnya dalam buku The River War yang mengulas tentang budaya Islam di Sudan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement