Jumat 02 Jan 2015 14:00 WIB

76 Ribu Korban Tewas Konflik Suriah

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Erdy Nasrul
Pengungsi Suriah menuju perbatasan Turki di dekat Kota Kobani.
Foto: NBCNews
Pengungsi Suriah menuju perbatasan Turki di dekat Kota Kobani.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok hak asasi manusia yang berpusat di Inggris Observatorium untuk HAM mengatakan 2014 merupakan tahun paling mematikan selama empat tahun konflik Suriah.

Dilansir dari BBC, Kamis (1/1), pada 2014 lebih dari 76 ribu orang tewas. Sebanyak 17.790 di antaranya adalah warga sipil, termasuk 3.501 anak-anak. Sedikitnya 22.627 merupakan tentara pemerintah atau gerilyawan propemerintah.

Hampir 17 ribu milisi dari kelompok ISIS dan Fron al-Nusra. Lebih dari 15 ribu berasal dari kelompok oposisi dan faksi Islam. Lebih dari 15 ribu tewas dalam konflik Irak pada 2014. Sebagian besar kekerasan disebabkan perkembangan gerakan ISIS dan kelompok militan lain di Irak dan Suriah.

Serangan oleh koalisi AS terhadap milisi ISIS, pertempuran antara pasukan pemerintah dan gerilyawan di Suriah dan kekerasan sektarian di Irak juga menyebabkan korban meninggal dalam jumlah besar. Serangan udara berlanjut Kamis. Sebanyak 17 serangan terhadap sasaran ISIS terjadi di kota Raqqa, Kobani dan Deir al-Zour di Suriah. Sedangkan di Irak serangan terjadi di Falluja, Mosul dan Sinjar.

Jumlah korban tewas di Suriah tidak bisa diverifikasi secara independen. Namun, Observatorium mengatakan angka itu disapat dari sumber di seluruh wilayah Suriah. Tepatnya 76.021 korban tewas. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pada 2013 yang berjumlah 73.447. Dihitung sejak konflik dimulai pada 2011 korban tewas lebih dari 200 ribu jiwa.

Di hari yang sama, pemerintah Irak juga mempublikasikan jumlah korban tewas. Sebanyak 15.538 orang tewas dan lebih dari 22 ribu luka-luka. Kelompok nonpemerintah dari Inggris Iraq Body Count memberi angka yang lebih tinggi, yakni 17.073. Menurut kelompok tersebut, nrtalnya sernagan darat dan udara ditambah serangan dari ISIS dan pemerintah Irak menyebabkan ribuan korban jiwa. Serangan udara koalisi AS juga bertanggung jawab atas korban sipil.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement