Kamis 08 Jan 2015 12:21 WIB

Sebelum Serang, Pelaku Tanya Nama dan Jabatan Calon Korban Charlie Hebdo

Rep: c84/ Red: Esthi Maharani
Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier menjadi korban serangan brutal.
Foto: AP
Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier menjadi korban serangan brutal.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Bak petir di siang bolong, Perancis 'kecolongan' mengantisipasi aksi terorisme terhadap kantor majalah satir, Charlie Hebdo, di Paris, Perancis, Rabu (7/1), pukul 11.30 waktu setempat. Serangan itu menewaskan 12 orang dan melukai puluhan orang lainnya. 

Sebelum melakukan aksi kejinya tersebut, para pelaku sempat menanyakan satu per satu nama dan jabatan calon korbannya tersebut. 

Salah satu korban tewas ialah Stephane Charbonnier alias Charb, Pemimpin redaksi Charlie Hebdo. Charb sudah berulangkali mendapat ancaman pembunuhan terkait konten majalah yang dipimpinnya tersebut. 

Selain membunuh Charb, pelaku juga membunuh tiga orang kartunis majalah satiris tersebut yaitu, Jean Cabut alias Cabu, Tignous dan Wolinski.

Nama Charb sendiri masuk dalam sejumlah orang yang menjadi target operasi Al-Qaeda seperti yang diterbitkan Inspire Magazine pada edisi Maret 2013. Inspire Magazine memajang foto dirinya dengan judul “Diburu hidup atau mati karena kejahatan terhadap Islam.” Atas ancaman tersebut, kepolisian setempat menugaskan dua orang polisi untuk selalu berjaga di depan kantor Charlie Hebdo

Namun, kedua polisi yang hanya berbekal pistol itu pun dipaksa meregangnya nyawa setelah ditembak oleh pelaku yang membawa senapan AK-47. 

Dalam video yang dirilis the Guardian, Kamis (8/1), salah satu polisi yang terkapar bahkan ditembak dalam jarak yang cukup dekat.

Juru bicara kepolisian Perancis, Christophe Crepin melaporkan bahwa insiden yang dinilai sebagai serangan teror paling mematikan dalam empat dekade terakhir itu sudah terorganisir dan rapi. 

Kata Crepin, Charb ditembak mati saat sedang melakukan rapat redaksi. Ia menambahkan pelaku sudah tahu menentukan target korban yang hendak dibunuhnya. 

"Mereka (pelaku) langsung membunuh Charb, kemudian baru yang lainnya," ujarnya.

Charlie Hebdo sendiri dikenal sebagai salah satu media Perancis yang anti-Islam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement