Kamis 15 Jan 2015 18:05 WIB

Tak Sekolahkan Anak karena Penderita Alergi, Orang Tua Dipolisikan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Pasangan suami isteri di Tasmania terpaksa berurusan dengan hukum dan diajukan ke meja hijau. Alasannya lantaran  tidak pernah menyekolahkan anaknya yang kini sudah berusia 12 tahun. Pasangan ini berdalih mereka mengkhawatirkan keselamatan anaknya di sekolah karena menderita penyakit alergi serius. 

Pasangan suami isteri, Geoffrey Tabain dan Hanna Briggs tiba di pengadilan untuk menghadapi tuduhan terbaru yang dialamatkan kepadanya. Keduanya berhenti menyekolahkan anaknya sejak 6 tahun lalu karena mereka meyakini anaknya mengidap sejumlah alergi, termasuk reaksi anafilaksis yakni alergi berat terhadap sejumlah makanan, yang tidak mudah dikelola sehingga mereka merasa tidak aman jika anaknya pergi ke sekolah.

Pada tahun 2013 lalu pasangan ini pernah di denda sebesar $ 4.000 atau sekitar Rp 41 juta karena tidak menyekolahkan anaknya, tapi tuduhan ini dibatalkan karena masalah hukum. Anak laki-laki mereka sejak saat itu menjalani home-schooling bersama orang tuanya.
 
Dalam persidangan terakhir, di Pengadilan Magistrasi Devonport, pasangan ini mengaku tidak bersalah atas tuduhan tidak menyekolahkan anaknya.
 
Polisi penyelidik mendesak kasus ini disidangkan kembali dan akan memberikan kesaksian dalam persidangan yang dijadwalkan bulan depan.
 
Berdasarkan Asosiasi Orang tua dan teman, jumlah pelajar penderita alergi serius di Tasmania semakin bertambah.
"Ada banyak tugas yang harus dikerjakan di seputar kebijakan dan lpengawasan bagi pelajar yang memiliki alergi serius di sekolah," kata juru bicara organisasi itu, Jenny Eddington baru-baru ini.
 
Maria dari Organisasi Alergi dan Anafilaksis Australia, kelompok dukungan bagi penderita anafilaksis, meyakini perlu adanya pedoman nasional yang konsisten untuk menangani pelajar yang menderita alergi.
 
Namun menurutnya kematian terkait alergi di sekolah sangat jarang terjadi. "Perlu pendekatan yang berbeda memang untuk mengatasi masalah ini tapi anak-anak penderita alergi serius tetap bisa bersekolah dan berpartisipasi pada semua kegiatan," katanya.
 
"Kami menyarankan anak-anak dipaksa bersekolah dirumah atau home-schooling hanya karena mereka menderita alergi," katanya.
 
Pemerintah Negara Bagian Tasmania menolak mengomentari kasus ini sebelum ada keputusan pengadilan.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement