Kamis 15 Jan 2015 20:28 WIB

Teknologi Jaringan Sensor Mudahkan Pengawasan Lansia dan Penyandang Disabilitas

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Teknologi jaringan sensor baru sedang diujicobakan oleh Lembaga Riset CSIRO untuk membantu warga lanjut usia dan penyandang disabilitas di rumah mereka. CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation) Australia mengklaim hasil dari penerapan teknologi ini sangat menjanjikan meningkatkan kualitas hidup pasien dari kelompok warga ini serta perawat mereka.

Teknologi ini menggunakan jaringan dari sensor yang dipasang di rumah untuk melacak pergerakan seseorang, mengumpulkan informasi kesehatan penting dan memberi potensi peringatan kepada perawat kesehatan akan kondisi kegawatdaruratan.
 
Ilmuwan yang terlibat dalam uji coba ini mengatakan teknologi sensor ini dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan perawat mereka. Akademisi dari  Sunshine Coast, Queensland, Dr Eleanor Horton telah merawat pasangannya selama 15 tahun.
 
Pada tahun 2000 pasangannya menderita stroke sehingga kemampuannya untuk bergerak sangat terbatas,  Dr Horton mengatakan uji coba teknologi baru ini sangat membantu dirinya dan pasangannya.
 
"Selain harus merawat pasangan di rumah saya juga memiliki orang tua yang sudah berusia lanjut dan saya biasanya mengunjungi mereka pada akhir pekan, dengan teknologi ini saya bisa memantau mereka dari rumah melalui Ipad dan bisa juga berbicara dengan mereka untuk sekedar mengingatkan "sepertinya kalian tidak banyak bergerak sepanjang hari ini, hanya duduk saja", katanya.
 
"Sebelumnya mereka akan dengan mudah bicara "ya, saya banyak bergerak kok', tapi sekarang kita bisa memantau dari Ipad ada warna putih dan hitam, dan warna dalam chart itu akan berubah seiring dengan gerakan yang dilakukan oleh orang yang sedang kita rawat, jadi kita mendapat gambaran kondisi mereka dengan sangat jelas," paparnya baru-baru ini.
 
Teknologi jaringan sensor ini diinstal di rumah dan akan memonitor faktor-faktor di lingkungan di rumah tersebut seperti panas tubuh dan juga gerakan.
 
Dr David Hansen, Direktur Eksekutif Pusat Riset Kesehatan Eleuktronik di CSIRO mengatakan sensor itu memonitor seberapa baiknya pasien merawat diri mereka sendiri sepanjang waktu.  "Dengan teknologi ini kita berharap mendapatkan sebanyak mungkin data yang bisa ditangkap sensor itu, juga menangkat kejadian yang tidak biasa dan memberikan peringatan," katanya.
 
Jaringan sensor ini membutuhkan koneksi internet data dan data yang dihasilkan akan disampaikan ke pasien, keluarga dan perawatnya. Seluruh data yang didapatkan akan diproses dan diberikan melalui aplikasi di Ipad kepda orang di rumah.  "Dengan alat ini pasien dapat memonitor kondisi mereka sendir dan memungkinkan orang untuk mengawasi kemandirian mereka dan status kesehatannya, atau bagi petugas medis. Kami juga menyediakan situs yang menyediakan informasi mengenai informasi itu kepada keluarga mereka."
 
Proyek ini dimulai 3 tahun lalu dan merupakan kerjasama antara CSIRO dan Organisasi Komunitas Sumber daya Global dan Layanan Dukungan Rumah Bromilow .
 
Direktur Eksekutif dari Bromilow, Paul Hawting mengatakan teknologi yang diujicobakan sangat efektif di beberapa rumah kliennya. "Kami banyak didatangi klien lansia yang menanyakan teknologi ini, mereka mengaku lebih puas karena mendapatkan pelayanan yang mereka butuhkan," ujarnya.
 
"Kini warga lansia tidak lagi menggunakan perawat di rumah mereka, mereka mendapat dukungan dan layanan yang dibutuhkan dengan tetap berada di rumah mereka,"
 
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement