Kamis 15 Jan 2015 20:22 WIB

Charlie Hebdo Media Satiris Paling Kontroversial Kedua, Nomor Satu?

Rep: c01/ Red: Agung Sasongko
Salah satu edisi majalah Charlie Hebdo.
Foto: Autonomies
Salah satu edisi majalah Charlie Hebdo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pada dasarnya, media satiris memiliki sejarah panjang dalam mengkritisi berbagai aspek dalam kehidupan mulai dari politik hingga agama. Berikut ini merupakan 10 majalah satiris paling kontroversial versi The Richest.

10. Punch

Majalah satiris yang dibentuk sejak 1841 ini merupakan majalah yang paling lama berjalan sebelum akhirnya ditutup pada 2002 lalu. Dalam 160 tahun perjalanannya, Punch identik dengan kartun dan berita yang kerap mengolok-olok pemerintah, institusi nasional hingga opini publik.

Di akhir 1840-an, Punch sempat menerbitkan pembahasan radikal untuk mendukung gerakan Chartist di Inggris. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Punch tak lagi menerbitkan pembahasan radikal terkait hal tersebut.

9. Kladderadatsch

Majalah satiris mingguan Berlin ini dibentuk pada 1848 dan berjalan selama lebih dari 90 tahun. Di antara banyaknya media satiris pada waktu itu, Kladderadatsch  merupakan satu-satunya media yang dapat bertahan.

Kladderadatsch sempat beberapa kali memuat hal kontroversial, salah satunya mengkritisi tokoh pendiri Jerman, Otto von Bismarck. Selain itu, pada 1902-an, majalah satiris ini juga mempromosikan politik nasionalis dan bahkan mendukung kebijakan Adolf Hitler di masa kejayaannya pada awal 1930-an.

8. Nebelspalter

Nebelspalter merupakan media satiris tertua di dunia yang hingga kini masih diterbitkan. Koran Nebelspalter pertama kali dibentuk pada 1875. Berlawanan dengan Kladderadatsch, Nebelspalter justru terang-terangan melawan kebijakan Nazi di Jerman hingga membuat Hitler memboikot media ini pada 1933.

Meski Nebelspalter kerap menyindir semua agama termasuk Islam, koran ini menolak untuk mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad. Pemimpin Redaksi Nebelspalter beralasan menerobos hal tabu bukanlah hal satiris dalam sudut pandang  media tersebut.

7. Harvard Lampoon

Lampoon pertama kali dibentuk oleh para mahasiswa Harvard pada 1876. Awalnya, Lampoon hanya memuat humor ringan yang umumnya tidak menyinggung pihak lain. Akan tetapi, pada permulaan abad ke-20, mulai berpindah haluan menjadi lebih kritis terhadap permasalahan sosial di bawah pengaruh jurnalis komunis John Reed. Lampoon juga kerap menerbitkan parodi media nasional terkemuka, salah satunya media bernama Esquire yang telah diboikot oleh pemerintah.

6. Simplicissimus

Sejak awal terbentuknya Simplicissimus pada 1896, majalah satiris asal Munich ini sudah diliputi dengan kontroversi. Simplicissimus kerap menyerang lembaga-lembaga, gereja, militer hingga pejabat publik. Simplicissimus bahkan pernah mengolok kunjungan Kaisar Jerman terakhir, Kaiser Wilhelm, ke Palestina dalam majalahnya. Akibatnya, cetakan Simplicissimus disita dan dua pegawai majalah tersebut dipenjara dengan dakwaan menghina monarki Jerman.

5. Le Canard Enchainé

Le Canard Enchainé pada 1915, di saat Perang Dunia I sedang berlangsung dan sensor militer pada masa itu memaksa  memaksa banyak media serupa untuk berhenti beroperasi. Majalah satiris mingguan Prancis ini dikenal dengan kritikan pedasnya terhadap partai-partai politik, gereja dan orang-orang kaya.

Keberadaan Le Canard bahkan dianggap ancaman hingga membuat intelejen dalam negeri Prancis mencoba untuk memata-matai majalah ini. Le Canard juga dianggap bertanggungjawab atas kasus bunuh diri politikus terkemuka Robert Boulin. Robert Boulin memutuskan untuk bunuh diri setelah membaca artikel tentang dirinya dalam Le Canard.

4. Krokodil

Majalah satiris terkemuka Uni Soviet ini dibentuk setelah Revolisi Rusia pada 1922. "Target utama" majalah satiris ini ialah kapitalis Barat yang mereka gambarkan sebagai penjual perang. Akan tetapi setelah Stalin memperkukuh kekuatannya, banyak media satiris termasuk Krokodil mengalami kemunduran.

3. Private Eye

Private Eye  pertama kali terbit di London pada 1960-an.  Sejumlah isu yang diangkat majalah satiris ini kerap memicu protes para warga. Beberapa isu yang mereka angkat tersebut ialah kematian Putri Diana serta Tragedi 11 September.

2. Charlie Hebdo

Charlie Hebdo terkenal akan ktitik pedasnya terhadap seluruh agama di dunia. Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, para Muslim kerap menjadi "target utama" mereka. Beberapa kali media ini memuat gambar kartun yang melecehkan sosok Nabi Muhammad. Pasca insiden penyerangan kantor Charlie Hebdo di Paris, media ini justru menerbitkan edisi khusus dengan sampul bergambar kartun Nabi Muhammad dalam jumlah yang fantastis.

1. Frank

Pada dasarnya di Kanada ada dua majalah bernama Frank. Satu berbasis di Ottawa, yang lainnya di Halifax. Frank versi Ottawa dibentuk pada 1989 dan segera menjadi kontroversi. Salah satu pernyataan kontroversial Frank versi Ottawa ini ialah pernyataan bahwa Perdana Menteri Kanada Brian Mulroney menempatkan generasi muda pada partai konservatifnya untuk memerawani anak perempuannya sendiri.

Akibat pernyataan yang dilontarkan pada 1991 itu, Brian Mulroney menyatakan akan angkat senjata untuk menghadapi Frank versi Ottawa ini. Seperti halnya, Charlie Hebdo, Frank versi Ottawa ini juga pernah memuat karikatur Nabi Muhammad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement