Jumat 23 Jan 2015 21:51 WIB

Yanti Turang Perawat Berdarah Indonesia Masuk Tokoh Masa Depan Australia

Red:
Yanti Turang
Foto: Australian Unlimited
Yanti Turang

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Yanti Turang seorang perawat berdarah Indonesia yang sekarang tinggal di New Orleans (AS) masuk dalam salah satu tokoh muda Australia masa depan. Ini karena berbagai kegiatannya di bidang kesehatan di Indonesia lewat organisasi bernama Learn To Live Global.

Yanti Turang adalah salah seorang dari 19 warga muda Australia yang masuk dalam sebuah buku bernama Future Chasers. Buku ini  akan diluncurkan oleh Departemen Perdagangan Internasional Australia bertepatan dengan peringatan Australia Day Senin (26/1).

Dari 19 orang tersebut, 15 diantaranya sekarang masih berdomisili di Australia dan empat lainnya termasuk Yanti Turang berasal dari Indonesia, Sri Lanka, India dan Malaysia.

Dalam percakapan dengan wartawan ABC L. Sastra Wijaya hari Jumat (23/1) Yanti Turang mengatakan bangga bahwa dirinya menjadi bagian dari kampanye untuk memperkenalkan para tokoh muda Australia yang sudah menunjukkan prestasi mereka. "Nama saya masuk di situ karena di tahun 2014 kemarin saya terpilih untuk menerima penghargaan Young Achiever Award dari La Trobe University." kata Yanti baru-baru ini.

Yanti yang ayahnya berasal dari Sulawesi Utara dan ibunya asli Australia ini memang menempuh pendidikan di bidang keperawatan di La Trobe University di Victoria dan tamat tahun 2009.

Yanti sebelumnya pernah juga menempuh pendidikan di universitas yang sama dan menamatkan pendidikan S1 di  bidang Kajian Bahasa Indonesia, dan kemudian pindah ke New Orleans.

Di kota tersebut, Yanti pernah merasakan akibat Badai Katrina, yang melululantakkan kota tersebut di tahun 2005. Di kota tersebut, Yanti juga memiliki kegiatan sebagai bintang vokal kelompok musik indie Mahayla selain juga bekerja sebagai perawat.

Di tahun 2011, Yanti mendirikan sebuah organisasi bernama LearnToLive, sebuah organisasi kemanusiaan untuk memberikan layanan kesehatan dan pendidikan bagi komunitas di Indonesia, tempat asal ayahnya.

Di tahun 2012, Yanti bersama dengan tim dokter, perawat dan yang lainnya mendatangi beberapa kawasan di Sulawesi Utara seperti Sapa, Beringin, Likupang, dan Bunaken. dalam membantu masyarakat di sana memperbaiki  taraf kehidupan mereka.

"Sampai sekarang kehadiran kami masih ada. Sekarang kami memberikan pelayanan di bidang kesehatan mental guna menangani berbagai masalah mental yang dihadapi warga di sana. Sesuatu yang di negara maju mungkin tidak masalah lagi namun di daerah seperti di Indonesia ketersediaan dokter ahli jiwa atau psikolog di kalEPUBLIKA.Cangan masyarakat seperti di Sulawesi Utara masih langka." katanya lagi.

Atas kerja sosial ini dan juga kegiatannya sebagai perawat di Amerika Serikat, di tahun 2012, Yanti pernah terpilih sebagai 100 Perawat Terbaik untuk negara  bagian Louisiana.

Dari mana dia mendapatkan dana untuk melakukan kegiatan tersebut? Menurut Yanti, dia dan beberapa rekannya yang mencari dana yang mereka kumpulkan baik di Australia dan Amerika Serikat. "Ada juga beberapa pendonor yang memberikan sumbangan mereka." katanya.

Yanti Turang mengatakan bangga bahwa namanya masuk ke dalam golongan Future Chasers oleh Departemen Perdagangan Australia.

"Mudah-mudahan dengan ini, nama organisasi kami akan jadi lebih terkenal sehingga kami bisa melakukan lebih banyak kegiatan." katanya.

 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement