Senin 02 Feb 2015 15:54 WIB

Australia Tengah Terancam Wabah Sifilis

Red:
Punggung seorang pasien sifilis yang penuh dengan luka sifilis.
Foto: abc news
Punggung seorang pasien sifilis yang penuh dengan luka sifilis.

REPUBLIKA.CO.ID, NORTHERN TERRITORY -- Kalangan dokter di Australia Tengah diperingatkan mengenai ancaman wabah Sifilis di sejumlah kawasan pedalaman di Australia Tengah dan Northern Territory.

Kasus infeksi sifilis di kawasan Northern Territory terus meningkat. Bahkan pada tahun 2014 lalu pasien yang melaporkan terjangkit penyakit ini meningkat dua kali lipat menjadi 75 orang. Padahal, pada tahun 2013 tercatat hanya ada 44 kasus dan tahun 2013 hanya 30 kasus.
 
Untuk menyikapi kondisi ini Pusat Pengendalian Penyakit Northern Territory telah mengirimkan surat peringatan ke klinik-klinik di kawasan pedalaman pada 21 Januari lalu. Dalam surat tersebut para dokter diminat untuk menawarkan tes sifilis pada seluruh orang berusia dibawah 35 tahun yang aktif melakukan hubungan seksual.
 
"Layanan kesehatan juga diminta untuk mewaspadai peningkatan kasus infeksi sifilis yang diidentifikasi terjadi di sejumlah kawasan pedalaman di  Alice Springs, Katherine dan Kawasan Barkly," katanya baru-baru ini.
 
"Saat ini juga intensif dilakukan pelacakan orang yang pernah berhubungan badan dengan penderita sifilis sehingga tampaknya akan ada banyak kasus-kasus baru yang akan bermunculan," katanya.
 
Juru bicara pada Pusat Pengendalian Penyakit Northern Territory, Dr Matthew Thalanany mengatakan orang-orang muda yang berusia 13 hingga 19 merupakan kelompok warga yang paling beresiko tertular infeksi sifilis.
 
Sifilis merupakan infeksi penyakit seksual menular yang sangat berbahaya dan bisa menular dengan cepat pada fase awal terjangkit, namun penderita banyak yang tidak mengetahui kalau mereka terpapar hingga beberapa bulan setelah terinfeksi.
 
JIka dibiarkan tidak diobati sifilis dapat menjadi penyakit mematikan dan wabahnya telah diasosiasikan dengan meningkatnya insiden kematian janin didalam kandungan.
 
Sifilis secara sejarah dilaporkan terjadi lebih banyak di kalangan warga Aborigin di pedalaman, namun diperkirakan angka kejadiannya belakangan terus berkurang.
 
Pada tahun 2013 sempat terjadi wabah sifilis di sebagian Queensland dan memicu desakan agar kondom tersedia lebih banyak dan luas di masyarakat.
 
"Ini merupakan penyakit yang memengaruhi banyak organ tubuh dan sistem tubuh, meski penyebab utama penularannya adalah kontak seksual namun penyakit ini juga bisa ditularkan lewat ibu ke janinnya," kata Dr Thalanany.
 
"Sifilis jika menular pada bayi akan dapat menyebabkan kematian dan kalaupuan dilahirkan dengan selamat  bayi itu bisa terinfeksi sifilis di alat kelaminnya, kita benar-benar tidak ingin ada bayi yang lahir dengan penyakit seperti ini, jika penyakit itu bisa diobati atau dicegah, "katanya.
 
Lembaganya menurut Dr. Thalanany juga tengah berusaha mencegah wabah sifilis dengan menawarkan tes sifilis kepada pasien dan melakukan pelacakan kontak seksual pasien.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement