REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Situs perjalanan Lonely Planet telah menempatkan Tasmania diurutan ke-4 dalam daftar destinasi wisata terbaik di dunia yang layak untuk dikunjungi pada tahun 2015. Pengakuan ini semakin membuat pemerintah Tasmania bersemangat mengelola pariwisata mereka.
Tidak hanya wisatawan dari luar negeri yang menjadi target pemasaran, tapi baru-baru ini otoritas Tasmania juga meluncurkan kampanye pemasaran senilai AUD$1 juta. Kebijakan ini sebagai upaya mendongkrak kunjungan wisatawan domestik dari negara bagian lain di Australia.
Otoritas PariwisataTasmania menggandeng perusahaan perjalanan wisata Flight Centre dalam kontrak kerja sama senilai lebih dari $1 juta untuk memasarkan Tasmania sebagai tujuan wisata turis dari negara bagian lain.
Menteri Utama Tasmania, Will Hodgman mengatakan dirinya berharap kerja sama ini akan mendongkrak reputasi Tasmania sebagai wilayah tujuan wisata yang wajib dikungkungi.
"Kerja sama pemasaran ini dirancang untuk meningkatkan penghargaan yang diterima Tasmania dari situs perjalanan terkenal di dunia The Lonely Planet yang menempatkan Tasmania di urutan ke-4 dalam daftar tempat terbaik di dunia untuk dikunjungi pada tahun 2015," katanya baru-baru ini.
"Maskapai Jetstar melaporkan pada musim panas ini ada lebih banyak penumpang yang terbang dari dan menuju ke Tasmania yang tidak pernah terjadi sebelumnya,"
Pemasaran ini ditargetkan pada kota-kota besar di negara bagian lain seperti Brisbane, Sydney dan Melbourne.
Kampanye pemasaran ini mencakup penawaran empat paket perjalanan berkendara sendiri tanpa sopir (self-drive) yang dilengkapi dengan panduan khusus untuk memudahkan wisatawan dari negara bagian lain untuk berkeliling sendiri menikmati keindahan kawasan di Tasmania.
Lukas Martin dari Dewan Industri Wisata Tasmania mengaku wisatawan antar negara bagian merupakan pasar yang penting.
"Tasmania selalu menjadi tujuan wisata yang bergantung pada wisatawan yang biasanya menghabiskan liburan mereka selama sepekan atau dua pekan di dalam mobil mereka atau menyewa mobil dan karenanya itulah pasar yang harus kita raih kembali."
Martin mengatakan lembaganya menyambut baik kampanye ini menyusul saat ini nilai tukar dolar Australia sedang jatuh yang dapat menyebabkan industri wisata di Tasmania sulit mengalami peningkatan.
"Kita sadar kalau Tasmania sedang naik daun dan warga kita juga memiliki pandangan yang baik tentang kawasan mereka saat ini, dan kita juga tahu disaat nilai tukar dolar Australia sedang jatuh ada banyak warga Australia yang memilih berwisata didalam negeri ketimbang ke luar negeri," tambahnya.
"Kerjasama semacam ini akan dapat memberikan tawaran menarik untuk berkunjung ke Tasmania,"katanya.
Pemerintah Tasmania mencatat dalam 12 bulan terakhir hingga September 2014 ada sekitar 1,06 juta orang yang berwisata ke wilayah mereka.
Tasmania sendiri mentargetkan pada tahun 2020 mendatang jumlah kunjungan wisata akan ditingkatkan menjadi 1,5 juta orang.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement