REPUBLIKA.CO.ID, FIJI -- Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama, telah mengumumkan bahwa negaranya akan mengubah bendera nasional dan membuang simbol kolonial, sehingga lebih relevan dengan warga Fiji.
PM Bainimarama membuat pengumuman itu ketika meresmikan Kantor Komisi Bantuan Hukum di Nasinu, kota terpadat di Fiji baru-baru ini.
Ia mengatakan, dengan adanya demokrasi di Fiji saat ini, negaranya bisa melanjutkan program untuk mengadopsi simbol negara yang lebih sesuai dengan aspirasi nasional di abad ke-21. Program ini sendiri dimulai pada tahun 2013.
Fiji mengadakan Pemilu demokratis pertama pada bulan September tahun lalu, menyusul kudeta tak berdarah pada tahun 2006.
PM Bainimarama mengatakan, bendera Fiji yang baru harus mencerminkan posisinya di dunia saat ini, sebagai negara bangsa yang moderen dan benar-benar independen.
"Bendera yang ada saat ini dicintai dan dikagumi secara luas, dan saya ingin menekankan bahwa inisiatif ini sama sekali bukan sebuah penolakan atas bendera yang sudah ada atau sentimen negatif yang kami rasakan tiap kali ia dikibarkan," katanya.
Ia mengutarakan, "Bendera ini telah melayani kami dengan baik sejak diperkenalkan pada Kemerdekaan tahun 1970."
Semua warga Fiji, termasuk anak-anak sekolah, termotivasi untuk berpartisipasi dalam kompetisi desain bendera baru negara mereka.
Bendera baru ini diharapkan akan selesai pada ulang tahun Kemerdekaan Fiji ke-45, pada tanggal 10 Oktober.