Selasa 03 Feb 2015 18:09 WIB

Kenapa Pengangguran Thailand Terendah di Dunia?

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ilham
Rakyat Thailand berkumpul sambil mendoakan kesehatan sekaligus merayakan ulang tahun Raja Thailand yang sedang dirawat di RS di Bangkok, Jumat (5/12).
Foto: Reuters
Rakyat Thailand berkumpul sambil mendoakan kesehatan sekaligus merayakan ulang tahun Raja Thailand yang sedang dirawat di RS di Bangkok, Jumat (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand memiliki tingkat pengangguran paling rendah di dunia. Menurut data pemerintah Thailand pada akhir 2014, jumlah pengangguran hanya 0,56 persen dari total populasi.

Sebenarnya, angka pengangguran Thailand telah bertengger di urutan terbawah sejak 2011 lalu. Rekor tertinggi pada Januari 2001 yaitu sebesar 5,73 persen ketika Dinas Statistik Nasional mulai merilis datanya per bulan.

Juru bicara Bank Thailand, Chirathep Senivongs Na Ayudhya menjelaskan bagaimana mereka menekan pengangguran. Ia mengatakan, angka pengangguran rendah bukan karena perbedaan definisi dengan negara lain. ''Tapi karena masalah struktural,'' kata dia, dikutip Bloomberg

Menurutnya, sektor pertanian Thailand yang menjadi tulang punggung ekonomi telah banyak menyerap tenaga kerja. Sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling banyak, yaitu sekitar 40 persen dari populasi.

Mereka yang tak bisa menemukan pekerjaan akan mencarinya di bidang informal, paruh waktu, atau memilih berbisnis sendiri. Menurut Chirathep, tak ada alasan untuk bertahan menganggur di Thailand karena tak ada jaminan kehidupan.

Jika seorang pekerja bank kehilangan pekerjaan, maka ia akan membantu di ladang pertanian milik saudaranya daripada menganggur. Selain itu, angka kelahiran bayi terhitung rendah di Thailand. 

Di Thailand, jumlah pekerja migran mencapai tiga juta orang. Mereka berasal dari Kamboja, Laos, dan Myanmar. Meski demikian, mereka tidak terdokumentasi karena faktor bahasa dan tidak berpengalaman.

Sektor informal di ekonomi akan menerima pekerja yang dikeluarkan sektor formal. Jumlah sektor informal mencapai 64 persen yang terdiri dari kerja di ladang. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement