REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Dewan Ternak Sapi Australia mengajukan surat permohonan dilakukannya revisi atas ketentuan dan metode pengelompokan kualitas produk daging sapi di Australia. Mereka menilai ketentuan dan metode yang berlaku saat ini banyak sudah tidak relevan dan banyak merugikan peternak.
Otoritas Dewan Ternak Sapi Australia merilis rancangan surat permohonan itu ke lembaga Pengkaji Bahasa Daging Australia dan mendesak agar draft tersebut secepatnya dikoreksi sebelum mereka bisa menyerahkan versi akhirnya.
Kajian itu nantinya akan dilakukan oleh Dewan Industri Daging dan Ternak Australia bersama dengan organisasi riset dari Perusahaan Daging Sapi Australia. Hasil dari kajian ini nantinya akan menjadi pedoman dasar atau White paper untuk perubahan yang diajukan.
Ketua Dewan Sapi, David Hill mengatakan sains modern sudah lama tidak lagi mengacu pada 'deskripsi' lama yang digunakan untuk membedakan kategorisasi kualitas daging sapi.
Rancangan permohonan ini mendesak agar dilakukan perubahan bahkan penghapusan metode peninjauan gigi, warna daging dan bentuk pantat sapi sebagai patokan yang diihat dalam menentukan kategorisasi kualitas daging.
Industri ternak sapi Australia selama ini masih melihat struktur gigi untuk menentukan usia ternak, padahal Dewan Sapi Australia mengatakan hal itu tidak relevan lagi. "Kami meyakini pada banyak kasus patokan-patokan ini sebenarnya tidak relevan lagi untuk produk daging," ujarnya baru-baru ini.
Rancangan permohonan revisi yang disusun oleh Dewan Sapi Australia ini dirilis di website resmi lembaga tersebut, didalamnya juga mencakup rekomendasikan agar metode penentuan tingkatan kualitas daging yang disandarkan pada kondisi gigi ternak itu dihapuskan sama sekali. "Penggunaan patokan gigi dalam kategorisasi kualitas daging ini telah menyebabkan kerugian yang signifikan bagi industri daging sapi Australia," kata rancangan revisi tersebut.
"Dimasukkannya gigi dalam bahasa daging sapi tidak didasarkan pada bukti ilmiah terbaru, karenanya itu merupakan indikator yang tidak bisa diandalkan untuk menentukan usia maupun kualitas makan (eating quality) daging tersebut.
"Penggunaan terus-menerus metode itu telah menghambat fokus utama dari industri yakni menghasilkan produk daging dengan kualitas makan (eating quality) yang tinggi yang diminta oleh konsumen."
Permohonan revisi ini juga mengkritik cara warna daging digunakan dalam menentukan kualitas daging sapi.
"Riset terbaru menunjukan kalau warna daging pada proses menentukan tingkat kualitas daging sebenarnya memiliki korelasi yang sedikit , lantaran warna daging pada titik penjualan itu sering dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti metode pengemasan daging, yang memiliki efek berbeda pada perubahan warna," tulis draft revisi tersebut.
"Masa depan dimasukannya warna daging dalam bahasa daging harus disandarkan pada penggunaan oleh konsumen akhir produk daging tersebut, yang ditentukan melalui penelitian yang bersifat terus menerus."
"Sistem penentuan kelas kualitas daging sapi berdasarkan warna daging juga tidak memiliki dasar ilmiah untuk dijadikan indikator yang menentukan kualitas makan, sementara pengukuran kadar pH justru mampu menyediakan sarana unggul untuk memprediksi kualitas makan karena telah terbukti tingkat akurasi dan bisa diterapkan secara objektif."
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement