REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Seorang Ayatullah di Provinsi Hamedan mengultimatum agar para pegawai negeri sipil (PNS) segera mencari suami atau istri dalam jangka waktu setahun. Menurut The Economist, Jika mereka tidak segera menikah, mereka terancam kehilangan pekerjaannya.
Saat ini, semakin banyak pemuda dan pemudi Iran yang menunda pernikahan karena sibuk bekerja. Ini membuat pemerintah Iran merasa khawatir.
Pemerintah Iran sendiri berharap tahun ini terjadi 100.000 pernikahan untuk mengurangi banyaknya jomblo. Untuk mendorong warganya menikah, Pemerintah Iran juga mengeluarkan situs kencan untuk membantu para jomblo menemukan jodohnya
Di Iran yang mayoritas penduduknya menganut Syiah, nikah mut'ah sementara diperbolehkan. Nikah mut'ah adalah pernikahan sementara yang bisa dilakukan hanya dalam jangka waktu beberapa jam saja. Namun nikah mut'ah minimal dilakukan dalam waktu satu jam.
Meski demikian, sebenarnya Pemerintah Iran berharap warganya memilih pernikahan dalam jangka waktu yang lebih panjang. Saat ini, para pemuda dan pemudi Iran di bawah 30 tahun kebanyakan lebih suka kencan singkat dari pada menikah.
Farhad (32 tahun) mengatakan, meskipun ia sudah menjomblo selama tiga tahun, ia tidak akan ikut situs kencan yang dikeluarkan pemerintah. "Saya tak akan menaruh nama saya di situs kencan pemerintah walaupun saya putus asa," katanya seperti dilansir The Economist.
Daripada dijodohkan oleh orangtua atau pemerintah, para pemuda dan pemudi Iran lebih suka mencari teman kencan atau 'jodoh sementara' untuk nikah mut'ah dengan caranya sendiri. Salah satu cara mencari teman kencan yang biasa dilakukan di Iran adalah dari pintu ke pintu. Yakni, orang menaruh nomor hanphonenya di jendela mobil di jalan.
Mencari teman kencan lewat Facebook juga cukup populer di Iran bagi para pemuda yang mempunyai software ilegal untuk meretas kontrol internet pemerintah. Pesta-pesta yang diadakan di berbagai rumah juga menjadi salah satu sarana mencari jodoh.