Jumat 20 Feb 2015 20:23 WIB

Badai Topan Marcia dan Lam Menerjang Australia

Red:
 Ketinggian 5 meter saat datangnya badai topan Marcia, Jumat (20/2/2015) di Yeppoon, Queensland.
Foto: Audience Submitted
Ketinggian 5 meter saat datangnya badai topan Marcia, Jumat (20/2/2015) di Yeppoon, Queensland.

REPUBLIKA.CO.ID, NORTHERN TERRITORY -- Badai topan Marcia dan topan Lam secara bersamaan menerjang Australia, Jumat (20/2). Badai Marcia menghantam negara bagian Queensland, sementara badai Lam menghantam Northern Territory. Sejauh ini belum ada warga Indonesia yang dilaporkan menjadi korban.

Hingga Jumat siang waktu setempat, badai Marcia di Queensland dinyatakan telah mencapai kategori 4 dari 5 kategori dan menerjang wilayah di sekitar kota Yeppoon di pinggir pantai. 

Seorang warga setempat menggambarkan "pohon-pohon kelapa bergoyang seperti sedang melakukan olahraga". Kecepatan angin mencapai sekitar 250 km/jam.

Menurut John McGrath seorang warga setempat, ia dan keluarganya sejauh ini masih aman dan berdiam di dalam rumah. "Di luar sana sangat berbahaya," katanya kepada ABC.

"Pohon-pohon dan semak bergoyang diterpa angin kencang. Saya sudah pernah menyaksikan angin kencang sebelumnya, namun kali ini anginnya lebih kencang," katanya.

Meskipun ia mengaku sebagai seorang petualang, sejalan dengan pekerjaannya sebagai pengawas hutan, namujn McGrath mengaku suasana badai kali ini "sangat menakutkan".

McGrath tinggal di rumah yang terletak sekitar 100 meter dari garis pantai.

Kota kecil Yeppoon, menurut penjelasan McGrath, tidak semua garis pantainya dilindungi oleh tembok bebatuan.

Warga Indonesia

Menurut pantauan ABC, sampai Jumat siang waktu setempat, belum ada laporan tentang warga negara Indonesia yang terkena dampak topan Lam di Northern Territory.

“Belum ada laporan, mereka cukup aman,” ujar Andre Siregar, Konsulat Jenderal RI untuk Northern Territory kepada Erwin Renaldi dari ABC.

“Konsul di Darwin melakukan koordinasi bersama Kepolisian Kawasan Utara Australia tapi sampai saat ini tidak ada warga Indonesia yang terkena dampak badai,” jelasnya.

Andre juga mengatakan bahwa pekan depan rencananya akan ada patroli bersama antara Kementerian Perikanan dan Kelautan Indonesia dengan Badan Otoritas Manajemen Perikanan Australia (AFMA) di Kawasan Australia Utara. Tetapi rencana ini masih akan melihat bagaimana pergerakan badai.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement