REPUBLIKA.CO.ID, MALAKAL -- Kelompok bersenjata tidak dikenal dilaporkan menculik 89 anak laki-laki di Sudan Selatan, Ahad (22/2). Anak-anak berusia 12 tahun tersebut berasal dari wilayah Negara Bagian Upper Nile, sisi utara kota Malakal.
“Semuanya anak laki-laki dan sebagian masih berusia 13 tahun. Mereka diculik pria bersenjata,” ujar laporan United Nation Children’s Fund (UNICEF) melalui pernyataan resminya, seperti dilansir Al Jazeera, Ahad (22/2).
UNICEF juga melaporkan, orang-orang bersenjata tak dikenal itu pergi dari rumah ke rumah dan menyita anak laki-laki yang baru saja pulng dari sekolah.
Konflik bersenjata di Sudan Selatan bermula pada 2013 setelah Presiden Salva Kiir menuduh wakilnya Riek Machar merencanakan kudeta. Pekan lalu, Human Rights Watch menuduh kedua sisi menggunakan tentara anak-anak, satu tuduhan yang dibantah pemerintah.
“Perekrutan anak-anak oleh kelompok bersenjata kehidupan bermasyarakat di sana. Mereka kehilangan keluarga dan pendidikan,” ujar perwakilan UNICEF untuk Sudan Selatan, Jonathan Veitch.
Sebelumnya, mantan wakil presiden Riek Machar juga membantah tuduhan telah menggunakan anak-anak untuk pemberontakan. Kendati demikian, PBB memastikan sudah ada 12 ribu anak-anak digunakan sebagai tentara. Seperti diketahui sebelumnya, Sudan Selatan adalah negara terbaru di dunia, memperoleh kemerdekaan dari Sudan pada 2011.