Senin 23 Feb 2015 17:44 WIB

Korban Terbesar Terorisme adalah Umat Islam

Rep: c75/ Red: Agung Sasongko
ISIS merilis eksekusi tawanan.
Foto: Al Jazeera
ISIS merilis eksekusi tawanan.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), TGH M Zainul Majdi mengatakan, terorisme sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan perdamaian, moderasi, dan toleransi. Karena itu,  ajaran perdamaian, moderasi dan toleransi harus dirawat bersama agar Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam dapat terwujud termasuk di NTB.

"Catatan sejarah jelas menunjukkan bahwa Islam datang, tersebar, diserap dan dicintai oleh umat manusia termasuk di Indonesia dan di NTB dengan cara-cara yang baik, dalam nuansa damai yang kuat,” ujarnya saat menghadiri Konferensi Internasional Dunia Islam yang diadakan oleh World Moslem League (Raabithah Alam Islamy) di Mekkah, dengan tema "Islam dan Penanggulangan Terorisme,” yang berlangsung 22-25 Februari, Senin (23/2).

Ia menuturkan, korban terbesar dari terorisme yang terjadi masa kini adalah Islam dan umatnya. Pasalnya, banyak korban jiwa berjatuhan, negara terbelah, pertentangan antar kelompok mengganas. Selain itu, salah satu faktor yang memicu terorisme adalah pemahaman agama yang salah di kalangan sebagian umat, termasuk di kalangan generasi muda.

"Ini sungguh-sungguh suatu pertaruhan bagi masa depan Islam dan umat Islam,” katanya.

Menurutnya, dengan jumlah Muslim mayoritas di NTB maka generasi muda Islam harus memiliki pemahaman yang baik tentang agama, moderat dan toleran dalam beragama. Serta mampu bersinergi dengan seluruh komponen lain sehingga itu menjadi modal besar untuk membangun NTB yang beriman, berbudaya, berdaya saing dan sejahtera.

Kegiatan konferensi dibuka Pangeran Khalid Al- Faisal, penasihat Raja Salman, mewakili Raja Salman bin Abdul Aziz. Sementara itu, selain Gubernur NTB, beberapa tokoh Islam lain yang hadir diantaranya Hidayat Nur Wahid, KH. Abdul Wahid Alwi, Ketua Umum DDII, pimpinan MUI, Mukhlis Muhammad Hanafi dan Komjen Usman Saut Nasution, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Konferensi sendiri dihadiri oleh sekitar 500 tokoh Islam yang terdiri dari pemikir, ulama, pimpinan organisasi dan praktisi dakwah dari seluruh dunia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement