Rabu 25 Feb 2015 09:24 WIB

Dianggap Memicu Ketakutan Publik, Komunitas Islam Victoria Kritik Tony Abbott

Red:
PM Australia, Tony Abbott.
Foto: AP
PM Australia, Tony Abbott.

REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Organisasi Islam di negara bagian Victoria mengkritik Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, karena dinilai ‘telah memicu ketakutan publik’ atas komentar yang ia sampaikan dalam Pidato Keamanan Nasional, Senin (23/2) lalu.

Menanggapi peninjauan strategi kontra-terorisme Australia, PM Abbott menyerukan para pemimpin Muslim untuk melawan kekerasan terhadap orang tak berdosa.

"Saya sudah sering mendengar para pemimpin Barat menjelaskan Islam sebagai 'agama damai', saya berharap para pemimpin Muslim mengucapkan hal itu lebih sering, dan sungguh-sungguh," kata Abbott  baru-baru ini.

Ia melanjutkan, "Semua orang, termasuk para pemimpin komunitas Muslim perlu berbicara dengan jelas, karena tak peduli apa alasannya, kekerasan terhadap orang tak berdosa pastinya merupakan penghinaan terhadap semua agama."

Juru bicara Dewan Islam Victoria, Kuranda Seyit, mengatakan, komentar Perdana Menteri itu telah membuat komunitas Muslim terasing.

"Saya pikir hal yang adil untuk mengatakan bahwa kami tak senang dengan perkataan Perdana Menteri, saya pikir sekarang saatnya  kita sebagai masyarakat dapat bekerja sama untuk mengatasi beberapa tantangan yang ia sebutkan," ujar Seyit.

Ia menerangkan, "Saya pikir sangat penting untuk menggunakan gaya bahasa yang sangat inklusif ketimbang perkataan yang ia gunakan baru-baru ini dan di masa lalu."

Seyit mengutarakan, Abbott telah secara tidak adil menargetkan komunitas Muslim, yang ia sebut menyuarakan kecaman terhadap ekstremisme secara reguler.

"Saya pikir Dewan Islam Victoria, dan berbagai organisasi Islam lainnya, secara tegas telah mengutuk ekstrimis, kekerasan, terorisme - kami telah, secara manusiawi, melakukannya sebanyak orang lain,” jelasnya.

"Kami sedang berusaha untuk melakukan yang terbaik, tapi  Pemerintah masih saja menebar ketakutan dan masih menciptakan perpecahan dalam masyarakat kita dan itu tak masuk akal bagi saya," tambahnya.

Komunitas Islam digunakan sebagai ‘sepakbola politik’

Seyit menuduh Abbott "berkelakar" dalam merujuk Islam sebagai agama damai dan mengatakan, sang Perdana Menteri telah menggunakan komunitas Muslim untuk mengalihkan perhatian dari sejumlah keraguan tentang kepemimpinannya.

"Ini adalah gangguan yang sangat tepat dan saya berpikir bahwa ia menggunakan komunitas Muslim sebagai sepak bola politik di masa lalu," ujarnya.

Ia menyambung, "Tampaknya komunitas Muslim akan selalu terlempar dan tak menjadi masalah bagi masyarakat Australia lainnya untuk mempertanyakan loyalitas penduduk Muslim ke negara ini.”

Ia berujar, dirinya tak percaya Perdana Menteri Abbott menawarkan "solusi nyata"  terhadap ekstrimisme kekerasan dalam pidatonya.

"Saya berharap untuk mendengarkan beberapa solusi yang sangat praktis dan perubahan kebijakan yang sudah tak sabar ia perkenalkan, sayangnya saya tak mendengar apa-apa yang saya rasa benar-benar akan mengatasi masalah itu."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement