Sabtu 07 Mar 2015 09:10 WIB

Pembicaraan Perdamaian Sudan Selatan Dibekukan

Peta wilayah Sudan Selatan
Foto: IST
Peta wilayah Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA -- Pembicaraan perdamaian Sudan Selatan --yang diperantarai oleh satu blok Afrika Timur-- pada Jumat (6/3) dibekukan tanpa batas waktu, setelah tak menghasilkan terobosan yang diperlukan.

Pembicaraan perdamaian dilanjutkan pada Jumat pagi, kendati tenggat untuk mengakhiri perundingan sebelumnya telah disepakati 5 Februari.

Lembaga Antar-Pemerintah mengenai Pembangunan (IGAD) telah menengahi perundingan perdamaian Sudan Selatan guna mengakhiri lebih dari satu tahun konflik di negara termuda di dunia tersebut, lapor Xinhua Sabtu (7/3).

Presiden Sudan Selatan Salva Kiir dan mantan wakilnya Riek Machar menandatangani kesepakatan terakhir pada 1 Februari 2015 untuk mengakhiri perundingan paling lambat pada 5 Maret, dan untuk mendirikan pemerintah peralihan paling lambat pada 9 Juli tahun ini.

Kedua pemimpin itu melancarkan pertemuan langsung pada Selasa (3/3) dan telah berunding di bawah penengahan pimpinan IGAD di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa.

Di dalam pesannya kepada rakyat Sudan Selatan, Perdana Menteri Hailemariam Desalegn dari Ethiopia, yang juga adalah Ketua IGAD, pada Jumat mengatakan, "Presiden Kiir dan Dr. Machar sepakat bahwa mereka akan mencapai kesepakatan paling lambat pada 5 Maret. Tenggat itu telah lewat. Pembicaraan dilanjutkan pada pagi ini, setelah tenggat berlalu. Saya menyesal untuk memberitahu anda bahwa pembicaraan tidak menghasilkan terobosan yang diperlukan."

Kiir dan Machar telah meyakinkan para pemimpin negara anggota IGAD bahwa mereka terikat komitmen pada perdamaian, kata Hailemariam. Ia menambahkan bahwa pada waktu yang sama ada orang di kedua pihak yang terus menabuh genderang perang. "Ini tidak benar. Tak ada pembenaran bagi dilanjutkannya konflik. Perang harus diakhiri sekarang," katanya.

Ia mengatakan upaya IGAD belum memberi hasil yang diperlukan dan rencana aksi bersama akan dibahas di kalangan pemegang saham di wilayah tersebut.

Ia meminta rakyat Sudan Selatan agar menolak untuk memberi dukungan kepada orang yang menganjurkan perang, penghancuran dan pembunuhan, dan mendesak mereka agar tidak kehilangan harapan, sebab Wilayah IGAD dan dunia akan mendukung mereka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement