Senin 09 Mar 2015 17:12 WIB

Tokoh Muslim Australia ini Mengecam ISIS dan Antiradikalisasi Remaja

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Prihatin dengan radikalisasi dikalangan remaja Muslim Australia dan pengalaman traumatiknya sebagai korban pengungsi perang di Lebanon, dokter asal Sydney ini berani secara terbuka bersuara keras menentang ISIS. Ia juga banyak melakukan kegiatan untuk mencegah remaja-remaja muslim Australia terjebak paham radikal dan berperang ke Suriah dan Irak.

Dr Jamal Rifi, adalah dokter sekaligus tokoh masyarakat Libanon di Australia yang menuai pujian dan kritik karena sikapnya menentang dan mengecam kelompok radikal ISIS.

Mungkin ini bukan peran yang diangan-angankan Dr Rifi ketika tiba di Australia  30 tahun lalu untuk bisa mendapatkan kursi di Sekolah Kedokteran Sydney.
 
"Jamal merupakan dokter dan itulah kecintaan terbesarnya dan ketika melihat dia melakukan tugasnya, niscaya Anda akan mendapati dia melakukan tugasnya sebaik mungkin," kata teman, pasien dan mantan kepala sekolah di Punchbowl Boys High,  Jihad Dib baru-baru ini.

 
Selama lebih dari 30 tahun, Dr Rifi dikenal sebagai tokoh masyarakat muslim Libanon di Barat Data Sydney. Dr. Rifi yang dihormati dan pekerja keras ini memberikan lebih dari sekedar layanan kesehatan bagi warga disekitarnya, tapi juga membantu mengisi formulir, memediasi konflik dan sebagainya.
 
Namun sekitar setahun terakhir,  Dr Rifi kerap menjadi sorotan media nasional sebagai tokoh yang paling bersemangat dari kalangan masyarakat muslim yang menentang dan mengecam perbuatan barbar kelompok ISIS.
 
Setelah mengecam warga Australia yang ikut berperang bersama ISIS, Khaled Sharrouf karena mempertunjukan kepala orang yang telah dipenggalnya, dia mendapat surat ancaman dari warga Australia yang juga simpatisan ISIS lainnya.
 
 
 

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement