REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Menteri Layanan Sosial dan Mantan Menteri Imigrasi, Scott Morrison menyebut Dr Rifi sosok pemberani.Betapa tidak, sebagai seorang dokter yang berani terang-terangan mengecam ISIS.
Tak hanya itu, sang dokter ini juga secara tegas menyatakan antiradikalisasi terhadap remaja di Australia. "Itu merupakan tindakan yang sangat berani dilakukan Dr Rifi," kata Morrison.
"Saya bisa menyatakannya, Perdana Menteri juga bisa berkata seperti itu karena Kami memang harus melakukannya, tapi bagi seorang yang menanggung risiko di masyarakatnya itu merupakan tindakan yang sangat berani," ujarnya baru-baru ini.
Keluarganya sangat mengkhawatirkan keselamatannya setelah menerima ancaman tersebut dan meningkatkan keamanan bagi keluarga mereka.
"Ketika dia menerima ancaman pembunuhan, saya marah kepadanya karena ancaman itu juga turut dialamatkan kepada saudara kandung saya dan sekolahnya," kata anak tertua Dr. Rifi, Nemat.
Sementara isterinya, Lana mengaku khawatir seseorang akan masuk ke ruang operasi untuk mencelakainya karena area itu terbuka dan merupakan kawasan publik,"
Dr Rifi juga berperan penting dalam membantu keluarga-keluarga yang anak-anaknya dalam posisi yang berbahaya karena radikalisasi.
"Inilah inti dari segala sesuatu yang kita upayakan yakni mencegah orang-orang muda yang terjerat dalam ideologi radikal dan dirampas dari keluarga mereka," katanya.
Ketika empat anak laki-laki dari keluarga El Baf di Sydney pergi untuk bergabung dengan ISIS di Suriah, keluarganya meminta bantuan Dr Rifi.
Morrison mengatakan dia ingat Dr Rifi meneleponnya dan mencari tahu tentang anak laki-lakinya."Jamal selalu menjadi orang yang bertindak. Jamal menelepon saya dan mengatakan 'apa yang bisa saya bantu?'," Kata Morrison.
"Kami melacak mereka, tetapi mereka akan sudah terlanjur mendapatkan jalan ke Turki dan saat itu mereka jelas akan pergi ke Suriah."
Namun sikap Dr Rifi juga turut menuai kritik seperti disampaikan tokoh akademisi Muslim, Dr Yassir Morsi, yang memiliki pandangan berbenda dengan Dr. Rifi.
"Dia sosok yang memecah-belah, tidak akan mungkin mampu menyelesaikan masalah radikalisasi dengan cara itu," katanya.
"Ada banyak orang yang tidak suka dengan komentar dan pendapatnya dan menganggap dia telah melakukan kesalahan,"
Dr Rifi pertama kali menjadi perhatian media pada tahun 1990-an ketika ia mengutuk insiden pidana ringan yang ditujukan kepada masyarakat Lebanon.
Dia langsung menjadi roda penggerak penting dalam membangun kembali hubungan masyarakat setelah Kerusuhan Cronulla pada tahun 2005. Mantan Menteri Utama, NSW Morris Iemma, yang juga seorang pasien, mengingat peristiwa yang terjadi saat ia berkuasa.
"Dia menggulung lengan bajunya, ia meninggalkan praktek medis dan datang dengan ide besar mengenai regu penyelamat pantai," kata lemma.
Ia kemudian memberikan kursus atau pelatihan menjadi regu penyelamat pantai kepada pemuda Muslim dan perempuan untuk menjadi penyelamat di Pantai Cronulla dan merupakan upaya praktis yang dapat mempersatukan dua kebudayaan bersama-sama.
"Secara simbolis itu sangat penting dan itu menjadi simbol yang penting," kata Iemma.
Mecca Laalaa, Anggota tim regu penyelamat di Pantai Cronulla dari kelompok muslim Libanon yang programnya diinisiasi Dr Rifi.
Dr Rifi mengaku penentangannya terhadap aksi kelompok radikal ISIS dilatarbelakangi oleh kengeriannya terhadap perang, mengingat ia merupakan orang yang dibesarkan di tengah perang saudara yang brutal di Lebanon pada 1970-an.
Kematian saudaranya yang masih bayi akibat anafilaksis terhadap suntikan memotivasi keinginannya untuk menjadi seorang dokter.
Tidak dapat melakukan gelar medis di negara asalnya karena pertempuran, ia akhirnya mulai studinya di Rumania ketika itu Romania merupakan satu-satunya negara yang bisa memberikannya visa.
Dan meskipun semua karyanya di masyarakat, statusnya sebagai juru bicara terkemuka untuk Muslim Australia, dan banyak penghargaan yang telah mengumpulkan, namun bagaimana juga Jamal Rifi melihat dirinya sebagai hal yang pertama dan terutama.
"Saya seorang dokter keluarga, dan, saya sudah memberitahu teman dan pasien saya kalau saya hanya berpraktek pada jam 9-5 saja, tapi pada prakteknya saya adalah dokter selama 24 jam sehari, tujuh hari seminggu."