Selasa 10 Mar 2015 22:46 WIB

Asuransi Ini Rekam Perilaku Berkendara Pelanggannya

Red:
 Cuplikan iklan dari aplikasi berkendara yang aman dari perusahaan asuransi raksasa AAMI.
Foto: abc news
Cuplikan iklan dari aplikasi berkendara yang aman dari perusahaan asuransi raksasa AAMI.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perusahaan raksasa asuransi AAMI bisa saja menyerahkan data pelanggannya yang memiliki perilaku buruk dalam berkendaraan di jalan raya di Australia kepada pihak berwajib. Data pelanggan ini direkam dalam aplikasi bernama Save Driver yang merekam pelanggaran seperti menelepon sambil mengemudi.

AAMI mempromosikan aplikasi ini khusus kepada kalangan pengemudi muda. Langkah ini dilakukan menyusul temuan meningkatnya perilaku mengemudi yang melanggar aturan seperti ber-sms dan berbicara di telepon ketika mengemudi hingga perilaku ngebut.

Aplikasi ini akan merekam data dan sekaligus memberikan poin jika pengemudi bersikap hati-hati, dan di saat yang bersamaan juga mencatat data kecepatan kendaraan, insiden rem mendadak serta penggunaan telepon.

Ketika ditanyakan apakah polisi dapat mengakses data dari aplikasi ini? AAMI membenarkan alat ini bisa memasok data mengemudi dan informasi personal ke polisi ketika secara hukum memang diminta untuk memberikan data itu.

AAMI dalam promosinya mengklaim aplikasi ini memiliki 'fitur keren' yang dapat menciptakan peta dari masing-masing perjalanan dan mengidentifikasikan lokasi dimana insiden berkendaraan itu terjadi.

Dan ketika terjadi kecelakaan, perusahaan mengatakan "...saat ini pihaknya tidak menggunakan data dari aplikasi dalam proses klaim".

Begitu juga dengan skor mengemudi yang buruk tidak "saat ini tidak berpengaruh negatif terhadap premi asuransi yang harus dibayarkan pemilik"

AAMI menyatakan bahwa aplikasi memberikan pilihan bagi pengemudi untuk "mengungkapkan siapa mereka di app ini".

Namun pakar keamanan internet, Wade Alcorn mengatakan akan sangat mudah untuk mengidentifikasi pengguna individu jika perusahaan atau polisi mau melakukannya.

Aplikasi keselamatan berkendara AAMI ini merupakan contoh yang bagus untuk menggambarkan bagaimana konsumen dapat memberikan lebih banyak informasi dari yang mereka kira dan data itu bisa digunakan untuk keperluan lain di masa depan," kata Alcorn.

Kebanyakan konsumen tidak memahami betapa banyaknya informasi pribadi yang tercatat dan disimpan dalam ekonomi digital.

Meningkatnya jumlah alat dan gadget seperti ponsel pintas, komputer, tablet, SmartTV dan teknologi yang dikenalan akan meninggalkan jejak digital yang rinci yang dapat menunjukan dimana mereka berada, siapa yang mereka email, sms atau telepon dan apa yang mereka cari atau beli di internet.

Salah seorang pakar dalam keamanan data dan privasi dunia, Bruce Schneier, mendesak konsumen untuk mempelajari bagaimana mengenkripsi komunikasi digital mereka untuk menghindari apa yang digambarkan sebagai pengawasan data personal yang konstan, tidak terjadwal oleh perusahaan besar dan pemerintah.

"Ada alat yang sangat mudah bisa dicari diinternet yang bisa digunakan untuk melindungi privasi Anda, saya sarankan gunakan itu semua, enkripsi hard drive Anda dan juga ponsel Anda,"

"Ada aplikasi juga yan dapat memastikan Anda menggunakan link yang terlindungi antara Anda dan server; bahkan ada juga apps yang mengenkripsi pesan,"

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement