Kamis 12 Mar 2015 11:43 WIB

'Organisasi Kerja Sama Shanghai Bukan Ancaman Militer'

Shanghai Cooperation Organization (SCO) (ilustrasi)
Foto: globalresearch.ca
Shanghai Cooperation Organization (SCO) (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) takkan pernah menimbulkan ancaman militer terhadap siapapun juga.

Sekretaris Jenderal SCO Dmirty Mezentsev mengatakan SCO takkan pernah mengincar siapapun.  Ia membantah laporan media yang menyebut SCO melibatkan menteri pertahanan negara anggota di dalam kegiatannya.

"Tak ada alasan untuk mengatakan jumlah tentara yang ikut dalam pelatihan Misi Perdamaian bertambah," kata Mezentsev dalam pertemuan terbuka sidang ke-10 Forum SCO di Kota Khanty-Mansiysk di Siberia Barat, Rabu (11/3).

Menurut Mezentsev, negara anggota SCO hanya bekerja sama menanggulangi aksi teror, fanatisme, penyelundupan narkotika dan penyelundupan senjata.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov mengatakan dalam sidang itu SCO harus memperluas jaringan kerja antiterornya akibat ketidakstabilan di Timur Tengah, Afrika Utara dan Ukraina.

"Penyebaran terorisme dapat mengakibatkan ledakan ketidakstabilan di seluruh wilayah tersebut," katanya.

Morgulov menambahkan maraknya aksi teror telah membuat beberapa negara berusaha membentuk sistem internasional berdasarkan kepentingan mereka dan untuk mencegah terbentuknya tatanan dunia banyak kutub.

SCO yang didirikan pada 15 Juni 2001, memiliki anggota penuh Cina, Kazakhstan, Kyrgizstan, Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan. Afghanistan, India, Iran, Mongolia dan Pakistan menjadi negara pengamat. Sedangkan Belarusia, Turki serta Sri Lanka sebagai mitra dialog.

Rusia memangku jabatan presiden bergilir SCO untuk 2015 dan pertemuan puncak dijadwalkan diselenggarakan di Ufa pada Juli.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement