REPUBLIKA.CO.ID, PORT VILA -- Tim bantuan bencana Topan Pam yang membawa logistik, makanan, obat-obatan, dan air berhasil mencapai pulau terluar di Vanuatu, yaitu pulau Tanna dan Erromango. Namun penyaluran bantuan di pulau tersebut sulit karena kurangnya lahan untuk pendaratan atau untuk melabuhkan kapal.
Pulau Tanna memiliki populasi sekitar 30 ribu orang dan berada dalam jalur topan Pam. Pesawat-pesawat militer yang terbang di atas pulau-pulau itu melaporkan kerusakan yang sangat besar yang dialami rumah-rumah dan pepohonan, seperti dilansir BBC News, Selasa (17/3).
Badai kategori lima melanda Vanuatu pada Sabtu (14/3) dengan kekuatan angin mencapai 300 kilometer perjam. PBB menyatakan korban tewas 11 orang.
Di negara-negara pasifik, banyak orang yang telah kehilangan rumah akibat terjangan badai tersebut. Tak hanya itu, komunikasi, listrik dan air juga terputus.
"Kami sangat perlu pemurni air untuk memastikan air yang ada aman untuk diminum,” ujar Alice Clements dari Unicef.
Ia mengatakan, masyarakat Vanuatu sangat membutuhkan makanan karena tanaman yang ditanam mereka telah hancur. Mereka harus menunggu tiga bulan untuk memanen tanaman baru, terlebih kayu-kayu yang ada pun terlalu basah untuk dijadikan sumber api untuk memasak.