REPUBLIKA.CO.ID,TASMANIA -- Sejak penandatanganan perjanjian perdagangan bebas dengan Korea Selatan dan Jepang tahun lalu, ekspor buah ceri Australia telah meningkat hampir 40%.
Ketua Asosiasi Petani Ceri Australia, Simon Boughey, mengatakan, Australia mengirim lebih dari 16 ton ceri ke Jepang, meningkat 27% dari tahun sebelumnya.
"Di Korea Selatan, tarif impor turun dari 24% menjadi nol dan hampir 250 ton sudah diekspor ke sana, dibandingkan dengan lima ton di tahun sebelumnya," ungkapnya baru-baru ini.
Ia mengemukakan, "Data panen ceri di bulan Januari berada di kisaran 95% dan kami akan mengekspor 4.000 ton ceri, terutama ke pasar Asia."
Simon mengatakan, secara keseluruhan, pasar ekspor untuk ceri Australia meningkat hampir 40% hingga akhir Januari.
Hongkong adalah tujuan nomor satu bagi ceri Australia, disusul oleh Singapura dan China, yang meningkat 159% dari tahun sebelumnya.
Meskipun Vietnam menangguhkan perdagangan mulai 1 Januari, jumlah ceri yang diekspor sebelum tanggal itu mencapai 135 ton, meningkat 4% dari periode sebelumnya.
Sementara itu, ekspor ke Rusia turun ke nol setelah 54 ton ceri diekspor ke negara itu pada musim panen sebelumnya.
"Kami bekerja keras untuk membuat akses pasar dan protokol lebih mudah bagi petani ceri Australia, namun masih ada banyak yang harus dilakukan," utara Simon.
Nilai ceri yang diekspor ke pasar luar negeri untuk akhir Januari hanya di bawah 45 juta dolar (atau Rp 450 miliar).