Selasa 24 Mar 2015 16:08 WIB

Israel Bantah Menguping Pembicaraan Iran-AS Soal Nuklir

Rep: C07/ Red: Ilham
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: AP Photo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, Jerusalem -- Seorang pejabat senior Israel membantah memata-matai pembicaraan antara Iran dan AS tentang program nuklir Iran.

"Klaim yang dilaporkan dalam Wall Street Journal benar-benar palsu," ujarnya kepada BBC, Selasa (24/3).

Dalam Wall Street Journal tersebut dikatakan bahwa Israel ingin mengetahui rincian pembicaraan AS dan Iran terkait kesepakatan nuklir di mana Israel sudah mulai menguping pembicaraan sejak tahun lalu. 

Masih dari jurnal tersebut, dijelaskan Israel mendapatkan informasi dari briefing rahasia antara para pejabat AS dan para diplomat di Eropa. Gedung Putih menemukan operasi yang dilakukan Israel, setelah badan intelejen AS memata-matai Israel dan memergoki Israel bisa mendapatkan pesan rahasia dalam pembicaraan tertutup.

Dalam laporan tersebut juga diceritakan kemarahan para pejabat AS ketika mengetahui Israel berusaha berbagi informasi dengan anggota parlemen AS dan membangun kasus terhadap kesepakatan tersebut

"Negara Israel tidak melakukan spionase terhadap Amerika Serikat atau sekutu Israel lainnya. Tuduhan palsu jelas dimaksudkan untuk merusak hubungan yang kuat antara Amerika Serikat dan Israel dan hubungan keamanan dan berbagi intelijen kita," tegasnya.

Munculnya laporan tersebut memperparaha ketegangan hubungan antara Gedung Putih dan pemerintahan Netanhayu. Sebelumnya Netanhayu memberikan pidato dalam kongres AS dan memperingatkan bahwa kesepakatan yang sedang dirundingkan tentang program nuklir Iran bisa 'membuka jalan untuk bom' dan bukan mencegahnya.

Amerika Serikat -bersama Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan Cina- berupaya mencapai kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.

Para perunding sedang bekerja sebelum batas waktu pada akhir Maret untuk kerangka kesepakatan, yang akan diikuti dengan perjanjian yang perinci pada akhir Juni. Pemerintah Iran berulang kali menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai semata. Namun, Barat khawatir bisa dikembangkan untuk senjata nuklir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement