REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sebuah video klip pendek berhasil ditemukan di anatara reruntuhan pesawat Germanwings A320 Airbus di Gunung Alpen. Video itu menunjukkan penumpang berteriak histeris menyebut 'Ya Tuhan' pada detik-detik pesawat terjun ke Pegunungan Alpen, Prancis secara dramatis.
Dilansir oleh majalah Perancis, ParisMatch dan tabloid koran terbesar di Jerman, Bild menyatakan bahwa video itu ditemukan dalam keadaan setengah layak di antara puing-puing bencana yang menewaskan 150 orang tersebut.
Menurut koran Bild, rekaman ini sangat kabur dan hampir tidak ada seorang pun dalam video itu yang dapat diidentifikasi. Tetapi hingga saat ini masih diselidiki sebagai salah satu bukti kunci dari peristiwa itu.
Dalam video itu, jeritan penumpang bisa didengar. "Termasuk beberapa berteriak 'Ya Tuhan' dalam berbagai bahasa," tulis Bild, seperti dilansir laman The Mirror, Selasa (31/3), malam. Dan yang terpenting dari video itu,ada kali suara benturan "logam" yang terdengar.
Suara logam itu mendukung laporan bahwa Kapten Patrick Sondenheimer, yang terkunci dari dek penerbangan oleh kopilot Andreas Lubitz, berusaha keras untuk membuka pintu dengan kapak atau benda keras lainnya saat hidung A320 Airbus mencium pegunungan Alpen.
Hal ini berkaitan suara yang terekam kotak hitam, bagaimana ayah dua anak itu meminta Lubitz membuka pintu. Namun, Lubitz mengabaikannya sehingga sang pilot tidak menemukan jalan lain untuk menyelamatkan nyawa 150 penumpang dan awak kapal.
Video itu menunjukkan bahwa bodi pesawat sempat bergesekan dengan tepi gunung sehingga membuat semua penumpang berteriak histeris, sebelum moncong pesawat benar-benar menabrak. Video itu dibuat pada detik-detik paling akhir pesawat itu. Namun, tidak diketahui apakah diambil oleh seorang penumpang atau anggota awak kabin.
Baik koran Bild maupun majalah ParisMatch telah menerbitkan video tersebut. Mereka menyatakan video ditemukan oleh seorang sumber yang terlibat atau dekat dengan penyelidikan.
Sementara, perkembangan penyelidikan dari kasus ini adalah bahwa Andreas Lubitz pernah memberitahu Lufthansa, pejabat di sekolah pelatihan penerbangan, bahwa ia sedang menderita depresi berat.
CEO Lufthansa sebelumnya mengatakan, perusahaan penerbangan tidak menyangka jika depresi itu bisa mendorong Lubitz menjatuhkan Airbus A320 ke pegunungan Alpen Perancis. Lufthansa mengatakan, Andreas Lubitz telah berhenti dari pelatihan pilot selama beberapa bulan. Tetapi kemudian dia lulus pemeriksaan medis dan mengkonfirmasi kebugaran dirinya untuk terbang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
