Kamis 02 Apr 2015 21:18 WIB

Hapus Stigma Rasial, Supir Taksi Sikh di Darwin Sediakan Makanan Gratis

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.C.ID, DARWIN -- Seorang sopir taksi pendatang asal India mengubah perlakuan rasis yang diterimanya dengan memberikan makanan cuma-cuma kepada orang miskin, lapar, dan tunawisma di Darwin.

Tejinder Singh dan tiga anggota keluarganya setiap hari menabung $1 agar dapat digunakan pada hari Ahad setiap bulannya untuk menyumbangkan berkilo-kilo nasi dan sayuran dari mobil van mereka kepada tuna wisma. "Ketika saya melihat tunawisma, saya berhenti dan bertanya 'Anda butuh makan?'," kata Singh kepada ABC Darwin baru-baru ini.

Singhs adalah pendatang dari Punjab, sebuah kawasan di India yang dikenal sebagai daerah kelahiran Agama Sikh.
 
Pada siang hari, Singh bekerja sebagai mekanik pendingin ruangan dengan menggunakan visa pendatang terampil, sementara pada malam hari dia mengelilingi Kota Darwin sebagai supir taksi.
 
Singh seringkali mendapatkan perlakuan rasis dari pengguna taksinya hanya karena topi turban hitam yang dikenakan sebagai identitas agamanya.
 
Pada tahun 2012, Singh membawa seorang konsumen yang bertanya dimana anaknya bersekolah di Darwin. Setelah dijawabnya, orang itu mengatakan dirinya tidak keberatan anaknya menimba ilmu disekolah yang sama dengan anak-anaknya Singh, karena Singh tampak tidak mungkin akan membom sekolah yang dihadiri anaknya sendiri.
 
Tak lama setelah itu, Singh memutuskan untuk meluncurkan proyek van makanan bagi warga yang kelaparan di Darwin, dengan tujuan membantu masyarakat agar tidak terlalu takut melihat sorban yang dikenakannya.
 
"Agama kami mengatakan 10 persen dari pendapatan kita harus diberikan kepada yang membutuhkan, orang miskin  dan orang yang butuh bantuan, tidak peduli apapun agama yang dipeluknya,"
 
"Saya hanya mencoba menaati agama saya,'
 
Ketika ABC mengunjungi keluarga Singh pada Hari Minggu lalu, Singk baru saja selesai memasak lebih dair 30kg makanan untuk acara amal mingguannya.
 
Dia mengendarai taksinya pada Hari Minggu semalam sebelumnya dan tidak tidur sebelum memasak sayur, nasi di halaman rumahnya.
 
"Dia bekerja sepanjang malam sama sekali," kata isterinya Gurpreet Kaur.
 
"Sangat luar biasa yang dilakukannya. Dia berkendara lebih dari 12 jam pada malam hari kemudian menghabiskan waktu selama 5 jam di sekitar kompor gas."
 
Singh dan anak laki-lakinya yang berusia 14 tahun, Navdeep Singh kemudian memasukan beberapa kotak pendingin makanan ke dalam sebuah van yang dihias khusus untuk acara derma makanan mereka.
 
 
Singh tidak memiliki tempat khusus untuk memberikan makanan indianya dan kadang-kadang menghabiskan beberapa jam mencari orang-orang yang mungkin tengah kelaparan.
 
"Terkadang sulit sekali menemukan orang-orang," katanya.
 
Umumnya makanan Singh banyak dinikmati oleh pemadat yang banyak terdapat di pinggiran utara Darwin, tapi Singh mengatakan ia tidak melakukan diskriminasi.
 
"Saya ingin membantu orang yang membutuhkan. Siapa saja, tidak peduli hitam, tidak peduli putih, tidak ada agama," katanya.
 
"Jika mereka lapar, saya akan memberi mereka makanan."

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement