Ahad 05 Apr 2015 14:20 WIB

Pulang Bantu Pejuang Kurdi di Suriah, Politisi Australia Ditahan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, NORTHERN TERRITORY -- Mantan Presiden Partai Buruh Northern Territory (NT), Matthew Gardiner, ditahan di Bandara Darwin setelah kembali dari membantu pejuang Kurdi melawan militan ISIS di Timur Tengah. 

Gardiner, meninggalkan Australia awal tahun lalu, dihentikan petugas imigrasi di Bandara Darwin pagi tadi setelah terbang dari Timur Tengah via Swedia dan Singapura.
 
Kepolisian  Federal Australia (AFP) memastikan mereka telah berkomunikasi dengan seorang pria Darwin yang  baru kembali ke Australian pada Ahad (5/4) pagi.
 
Juru bicara AFP mengatakan penyelidikan yang dilakukan AFP terkait kegiatan pria tersebut selama berada di luar negeri masih berlanjut dan mereka akan
tidak bersedia berkomentar lebih lanjut.
 
Gardiner (43 tahun), sebelumnya bertugas sebagai insiyur pejuang militer Australia di Somalia pada awal tahun 1990. Karena kegiatannya di Timur Tengah ini, Gardiner dicopot dari jabatannya sebagai Presiden partai Buruh NT dan juga keanggotannya juga dibekukan tidak lama setelah kepergiannya ke Timur Tengah, demikian pernyataan dari Partai Buruh NT.
 
Juru bicara Kantor Kejaksaan Agung, George Brandis sebelumnya menyatakan warga Australia dilarang mendukung kelompok militer di Suriah, meskipun Angkatan Pertahanan Australia dengan pejuang Kurdi berbagi musuh bersama.
“Warga Australia dilarang berperang di Suriah dengan kelompok apapun yang berkonflik disana,” katanya.
 
 "Jika Anda berperang secara illegal di kawasan konflik di luar negeri, Anda akan menghadapi ancaman penjara seumur hidup jika kembali ke Australia.
 
"Kita mengetahui ada sejumlah warga Australia yang berpikir mereka telah membuat keputusan yang benar dengan melibatkan diri dalam konflik di luar negeri, tapi pilihan itu hanya menambah penderitaan di Suriah dan Irak dan menempatkan warga Australia itu sendiri di dalam situasi bahaya,”
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement