Ahad 05 Apr 2015 14:27 WIB

Uji DNA dan Legenda Aborigin Tentang Misteri Pohon Palem Klop

Red:
  Bagaimana satu-satunya pohon palem asli Australia bisa sampai ke lembah yang terisolasi di Australia tengah sejak lama menjadi misteri.
Foto: abc news
Bagaimana satu-satunya pohon palem asli Australia bisa sampai ke lembah yang terisolasi di Australia tengah sejak lama menjadi misteri.

REPUBLIKA.CO.ID, DARWIN -- Mitos atau legenda di masyarakat biasanya bertentangan dengan dunia ilmu pengetahuan. Namun lain halnya dengan mitos warga Aborigin mengenai asal-usul pohon palem di kawasan Australia Tengah.

Uji DNA yang dilakukan peneliti di Tasmania memastikan hasil riset ternyata sama persis dengan legenda yang hidup di kalangan warga Aborigin mengenai bagaimana pohon palem bisa sampai ke Australia Tengah.

Beberapa tahun lalu pakar lingkungan di Tasmania, David Bowman melakukan uji DNA pada bibit pohon palem yang diambil dari hutan di dekat Darwin. Hasil dari uji DNA itu menyimpulkan bibit pohon palem itu dibawa ke gurun di Australia Tengah oleh manusia lebih dari 30 ribu tahun yang lalu.

Professor Bowman kemudian membaca legenda warga Aborigin yang tercatat tahun 1894 oleh misionaris dan antropolog Jerman pertama yang datang ke Benua Australia, Carl Strehlow, yang baru-baru ini diterjemahkan menggambarkan kalau “Tuhan dari Utara’ membawa bibit itu ke Lembah Palem.
 
Profesor Bowman mengaku terkejut dengan temuan ini. "Legenda tersebut merupakan tradisi dari mulut ke mulut yang sudah disampaikan dari generasi ke generasi lebih dari 7,000 atau bisa jadi 30 ribu tahun yang lalu,” katanya baru-baru ini.
 
"Ini merupakan kebetulan yang luar biasa kalau bibit pohon palem itu telah dipindahkan dan kemudian  secara substansial kita kemudian menemukan legenda warga Aborigin yang isinya persis sama dengan temuan ilmiah.”
 
“Kesesuaian antara temuan dari studi ilmiah dan mitos kuno ini merupakan contoh mencolok tentang bagaimana pengetahuan ekologi tradisional dapat menginformasikan dan meningkatkan penelitian ilmiah.
 
"Ini menunjukkan bahwa tradisi lisan Aborigin mungkin telah bertahan lebih dari 30 ribu tahun, dan ini membuka jalan atas kemungkinan kalau beberapa mitos warga Aborigin lainnya terutama mengenai hewan-hewan raksasa kemungkinan  merupakan catatan otentik mengenai megafauna yang sudah punah."
 
Hasil penelitian init telah dipublikasikan di majalah Nature.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement