Ahad 05 Apr 2015 21:02 WIB

Terapi Kejut Listrik untuk Tingkatkan Kemampuan Otak Anak Berbahaya

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pakar kesehatan di Australia prihatin dengan maraknya penjualan alat untuk melakukan terapi kejut listrik sendiri di bagian kepala yang diklaim dapat meningkatkan prestasi sekolah anak.

Di tengah dunia yang penuh persaingan, beberapa orang tua rela melakukan apa saja guna mempersiapkan anaknya memasuki dunia pendidikan, sekalipun harus dilakukan dengan menyetrum otak anak kecil mereka dengan arus listrik.
 
Hanya dengan beberapa ratus dollar, kini Anda bisa membeli alat untuk merangsang kemampuan otak anak Anda sendiri di internet. Cukup dengan meletakan alat berbentuk headset dibagian kepala maka klaim pemasaran alat ini mengatakan Anda dapat melihat secara langsung meningkatnya kemampuan Anak Anda dalam mengerjakan matematika dan bahasa,
 
Professor Colleen Loo dari Black Dog Institute telah melakukan riset mengenai apa yang dikenal dengan sebutan Stimulasi Arus transkranial langsung (tDCS) selama 20 tahun. "Terapi ini memang dapat secara langsung menghasilkan perubahan pada fungsi otak, tapi jika Anda salah, misalnya jika Anda terbalik menempatkan kedua elektroda – maka Anda bisa mendapatkan efek yang berbeda,” katanya baru-baru ini.
 
"Saya tidak menyarankan untuk melakukan terapi kejut listrik dibagian kepala ini di rumah,”
 
Professor Loo dan koleganya serta sejumlah peneliti Dr Donel Martin sangat prihatin dengan pemasaran di internet yang menjanjikan anak-anak dijamin bisa menguasai kalkulus atau mengobati anak-anak penderita attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
 
"Memang kita menjumpai bukti sebagai mana diiklankan kalau terapi ini dapat meningkatkan kemampuan dan pembelajaran matematika, tapi untuk dapat melakukan hal itu kita harus merangsang bagian tertentu dari otak dengan cara tertentu,” kata Dr Martin.
 
"Alat-alat seperti ini dimana Anda hanya perlu memasukan kepala Anda kealat tersebut, benar-benar tidak jelas bagian mana saja dari area-area di otak Anda yang disasar,”
 
Sebuah studi di Universitas Oxford Inggris menemukan kalau kinerja mahasiswa menjadi lebih baik dalam bidang studi mental aritmetika setelah otak mereka otak mereka dialirkan  dengan arus kejut listrik selama lima hari berturut-turut.
 
Namun Dr Martin memperingatkan orang tua untuk tidak melakukan coba-coba kepada anak-anak mereka dengan terapi ini.
 
"Hingga kini masih sedikit riset ilmiah yang menggunakan alat ini [ada anak-anak,” kata-katanya.
 
"Tanpa pengawasan petugas medis metode ini dapat menyebabkan efek samping yang tidak diharapkan,” katanya.
 
Dr Martin mengatakan pengobatan yang dilakukan di klinik menggunakan dosis arus litrik dan durasi penyetruman secara hati-hati diawasi. Sementara jika dilakukan di rumah dosis dan durasi penyetruman diawasi oleh pengguna danada bukti kalau wrga menggunakan alat itu secara berlebihan dan dalam waktu yang lama.
 
"Tentu saja itu memiliki risiko jika melebihi batas dan menjadi tidak aman, dan jika digunakan secara berlebih kami tidak tahu konsekwensinya apa,’ katanya.
 
Dalam uji klinis, stimulasi otak terbukti sukses untuk mengatasi deperesi.  Sekarang metode ini juga diharapkan dapat digunakan untuk membantu menyembuhkan pasien penderita cedera otak atau stroke. Uji coba terapi ini juga tengah dilakukan untuk penyembuhan pasien schizophrenia, gangguan makan dan gangguan trauma pasca konflik (PTSD)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement