REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Satu dari enam pengendara yang menjalani tes mengemudi di bawah pengaruh obat-obatan di New South Wales kedapatan positif menggunakan metafetamin yakni ganja dan ekstasi. Perilaku buruk pengendara kendaraan ii terjadi selama libur panjang Paskah akhir pekan lalu.
Temuan banyaknya pengemudi mengonsumsi narkoba ini terjadi setelah Kepolisian New South Wales menggelar tes kepada lebih dari 1.300 orang pengemudi. Hasilnya, sebanyak 222 pengendara diketahui positif menggunakan jejak methamphetamine, ganja atau ekstasi.
Salah satu polisi, John Hartley mengatakan angka ini sangat mengejutkan. "Satu dari 6 orang pengendara itu angka yang sangat tinggi, ini bukan hal yang membanggakan, sebelumnya angka rata-rata kita adalah satu dari 14 orang," katanya baru-baru ini.
"Kami sekarang meningkatkan tes seperti ini dan pada tahun keuangan mendatang kita berencana melakukan tes ini kepada 48 ribu orang pengemudi dan akan kembali ditingkatkan hingga 100 ribu pada 2016 mendatang.
"Kami sangat prihatin atas perilaku warga selama libur akhir pekan."
"Tampaknya momok narkoba telah menyebar di seluruh lapisan warga, tidak hanya pengemudi,"
Hartley mengatakan polisi NSW juga akan melipatgandakan kapasitas mereka dalam menggelar tes ini di seluruh negara bagian dengan mengirimkan fasilitas peralatan tes mereka ke sejumlah lokasi di NSW.
Selama libur Paskah, tercatat ada 3 kecelakaan fatal yang menewaskan empat orang. Selain itu kepolisian NSW juga menghukum 4.800 pengemudi untuk membayar denda karena mengemudi melebih batas kecepatan yang dibolehkan alias mengebut. Jumlah ini berkurang 400 kasus dari peride yang sama tahun 2014 lalu.
Wakil Komisioner Polisi, NSW, Burn mengatakan tingginya insiden ngebut di NSW sangat memprihatinkan.
"Lebih dari 1,200 orang setiap harinya mengebut, mereka tahu aturan hanya saja mereka tidak mau mendengar dan tidak peduli," katanya.
Pakar keselamatan berkendara, Ann Williamson mengatakan penurunan angka kematian di jalan raya di negara-negara maju terus melambat, karena itu pemerintah perlu mempertimbangkan cara-cara baru untuk mencegah kematian dan cedera serius di jalan.
Professor Williamson, dari Pusat Riset Transportasi dan Keselamatan Jalan, Universitas NSW mengatakan cara yang efektif untuk mencegah tabrakan di jalan tol adalah hanya dengan memperlambat kendaraan, namun untuk jenis jalan raya yang lain kondisi jalan yang didesain khusus agar dapat memaksa pengemudi memperlambat kendaraannya lebih efektif.
Dibawah konsep desain jalan yang baru yang dikenal dengan "jalanan yang dapat memberikan penjelasan sendiri/self-explaining roads", lansekap dan ficer desain seperti pohon dan kebun di pinggir jalan dapat memaksa pengemudi memperlambat kendaraan mereka secara natural.
"Perlakuan ini telah terbukti cukup efektif menghadirkan perubahan berarti dibandingkan dengan hasil yang dicapai dari penempatan aturan jalan atau penegakan hukum dalam mendorong orang melakukan hal yang benar, " kata Profesor Williamson.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement