Selasa 14 Apr 2015 18:52 WIB

Ukraina Gagal Gencatan Senjata

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Militan pro-Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.
Foto: EPA/Jakub Kaminski
Militan pro-Rusia yang ingin memisahkan diri dari Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK-- Pertempuran berkecamuk semalaman pada dini hari, Selasa (14/4) di pinggiran kubu separatis Donetsk di Ukraina Timur. Pihak separatis melaporkan dalam kantor berita Donetsk bahwa satu orang pasukannya tewas dan lima lainnya terluka. Militer Ukraina menuduh pemberontak pro Rusia kembali melakukan serangan ditengah gencatan senjata.

''Pemberontak tak berhenti menembaki markas Ukraina dalam beberapa hari terakhir,'' kata juru bicara militer Ukraina, Oleksandr Motuzyanyk.

Ia mengatakan separatis menggunakan senjata yang dilarang dalam kesepakatan Minsk. Kesepakatan tersebut melarang penggunaan senjata berkaliber di atas 100mm, termasuk artileri berat dan sistem roket. Motuzyanyk mengatakan pemberontak menembak dengan senjata kaliber 120-122 mm.

Sementara, pihak berwenang separatis mengatakan pasukan pemerintah menyerang tank dan artilerinya berulang kali. Komandan senior Eduard Basurin mengatakan dua wartawan lokal terluka karena tembakan pasukan Ukraina di sekitar Pisky dekat kota Donetsk.

Pertempuran terjadi sejak Senin malam dan difokuskan di Bandara Donetsk dan desa Shyrokyne di utara by the Azov Sea. Seorang kontributor AP melaporkan sebuah rombongan yang terdiri dari sedikitnya 10 kendaraan infanteri tempur bergerak pada Selasa pagi dari area separatis ke Donetsk.

Sementara, para menteri luar negeri Rusia dan Ukraina melakukan pertemuan untuk membuat kesepakatan. Sebelumnya, pertempuran di timur telah mereda karena kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani Februari lalu.

Namun, pertempuran ini hidup kembali dalam beberapa hari terakhir. Pada Senin, Rusia dan Ukraina sepakat menyeru mundur senjata kaliber kecil dari garis depan konflik Ukraina timur. Kesepakatan dibuat di Berlin yang juga dihadiri rekan Prancis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement