Rabu 15 Apr 2015 23:06 WIB

Kisah Warga Muslim Albania Melindungi Yahudi Dipamerkan di Melbourne

Red:
 Seorang warga Albania, Lime Basha, dan keluarganya melindungi dan menyembunyikan tiga warga Yahudi selama PD II.
Foto: abc news
Seorang warga Albania, Lime Basha, dan keluarganya melindungi dan menyembunyikan tiga warga Yahudi selama PD II.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Pada akhir Perang Dunia II, hanya ada satu negara Eropa dengan jumlah populasi orang Yahudi lebih besar dibandingkan pada awal masa perang. Itulah Albania, negara berpenduduk Muslim, yang kisahnya menyelamatkan orang Yahudi kini dipamerkan di Melbourne, Australia.

Meskipun Albania sendiri sempat diduduki Italia dan kemudian Jerman, penduduk negara itu yang mayorits beragama Islam, ternyata bukan hanya melindungi pendatang Yahudi yang melarikan diri dari negara lain.

Warga Albania bahkan memberikan tempat tinggal bagi umat Yahudi yang dikejar-kejar oleh Jerman.

Di kalangan warga Albania, ternyata ada konsep yang disebut Besa. Secara harafiah, kata Besa dalam bahasa Albania berarti "menepati janji".

Mantan ketua Masyarakat Islam Albania Australia Dashmir Balla kepada ABC menjelaskan, Besa merujuk kepada pedoman perilaku menghargai sesama yang berakar dalam kebudayaan Albania. "Menjaga dan menghormati tamu, tetangga, adalah kebanggaan nasional kami," katanya baru-baru ini.

Dikatakan, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Albania tidak mengenal konsep "orang asing" atau "pendatang" bagi mereka yang menurut pemahaman umum disebut sebagai tamu.

Meskipun seringkali diduduki oleh bangsa lain, warga Albania tetap berhasil menjaga tradisi penghargaan kepada tamu.

Menurut Dashmir Balla, konsep Besa sejalan dengan ajaran kitab suci Alquran.

"Ini menjadi pedoman moral yang akan membawa malu dan hilangnya kehormatan bagi mereka yang tidak menjalankannya," jelasnya.

Di era pemerintahan komunis, Albania terisolasi dan kebanyakan warganya bahkan tidak sadar dengan perkembangan situasi di dunia, termasuk runtuhnya tembok Berlin.

Saat itu, agama dilarang di Albania, sehingga kisah tentang bagaimana warga Albania menyelamatkan orang-orang Yahudi di tahun 1940an menjadi tidak banyak diketahui.

Dengan berakhirnya era komunis di tahun 1992, para warga Yahudi yang pernah mendapatkan perlindungan kembali ke Albania. Tujuannya, mencari orang-orang Muslim yang pernah menyelamatkan mereka untuk menyatakan rasa terima kasih.

"Saya sendiri begitu mengetahui kisah ini, merasa sangat bangga," ujar Balla.

"Ini merupakan bagian penting darui sejarah yang saya kira perlu diketahui oleh dunia," tambahnya.

Berbagai kisah heroik bagaimana warga Muslim Albania menyelamatkan orang Yahudi, mulai menjadi perhatian setelah fotografer Amerika Norman Gershman merekam kisah-kisah tersebut.

Gershman menghabiskan enam tahun berkeliling Albania, mewawancara dan memotret para saksi hidup.

Hasil karya Gershman itu kini dipamerkan di Melbourne Jewish Holocaust centre. Kuratornya, Jayne Josem, mengatakan dia sangat kaget ketika pertama kali mendengar kisah ini.

"Fakta bahwa satu negara bergerak bersama menyelamatkan kaum Yahudi, dan fakta bahwa mereka adalah orang Islam, sungguh menarik bagi saya. Saya kemudian mencari cara untuk memamerkannya di Melbourne," tutur Josem.

Pusat Holocaust ini bekerja sama dengan Masyarakat Islam Albania Australia, akhirnya berhasil mendatangkan karya fotografi dan dokumenter Gershman berjudul Besa: The Promise.

Pameran yang akan berlangsung hingga akhir April ini, menurut Josem, diberi tema Besa: Code oh Honour dan menampilkan kisah indah, yang menggarisbawahi kebersamaan orang dengan agama berbeda.

"Banyak warga masyarakat Albania yang datang ke pameran ini. Mereka luar biasa. Pameran ini merupakan kegiatan yang paling hangat sambutannya yang pernah kami adakan di tempat ini," jelas Josem.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement