REPUBLIKA.CO.ID, HOBART -- Marty Zucco, seorang pejabat Kota Hobart, Australia, mengakui dalam tiga tahun terakhir, 48 denda parkir dan dua pelanggaran lalu-lintas yang diterimanya telah dibatalkan. Karena itu pula ia tidak perlu membayar denda tersebut.
Namun Zucco mengatakan pembatalan denda ini semuanya memiliki alasan yang sah. Untuk diketahui, denda parkir di Australia diterapkan oleh pemerintah kota setempat, dengan nilai yang bervariasi tergantung tingkat pelanggarannya.
Seseorang yang mendapatkan tiket denda parkir (biasanya ditempelkan di kaca depan mobil oleh petugas parkir), memiliki hak untuk mengajukan banding. Keputusannya berada di tangan Pemerintah Kota.
Zucco dalam pernyataan hari Kamis (16/4) mengakui bahwa ia semata-mata mengikuti kebijakan yang dijalankan Pemerintah Kota Hobart.
"Dalam semua pelanggaran dan tiket denda parkir yang saya terima, semuanya karena saya tidak memasang tanda pengecualian yang saya miliki,' katanya berdalih.
Tanda itu disebut sebagai permit yang membolehkan kendaraan pemiliknya diparkir di lokasi yang khusus bagi pemegang permit dimaksud.
"Kasus saya juga dialami oleh pejabat lainnya di pemerintah kota," katanya.
"Semua pejabat mendapatkan tanda khusus yang diberikan kepada pejabatnya, bukan kepada mobilnya," kata Zucco berdalih.
Menurut dia, para pejabat kota berhak atas tanda khusus tersebut demi menjalankan tugasnya di kota.
Di Australia, aturan parkir di daerah pusat kota sangat ketat. Petugas parkir biasanya tidak akan perduli dan tidak pandang bulu dalam mengeluarkan tiket denda bagi kendaraan yang melanggar aturan parkir.
Walikota Hobart Sue Hickey kepada ABC mengatakan, setelah dilakukan penyelidikan atas semua denda parkir yang dibatalkan pembayarannya, terungkap bahwa lebih separuhnya ternyata milik Zucco.
"Ada 98 denda parkir dan pelanggaran lalu-lintas yang dibatalkan, 50 di antaranya milik Zucco, jadi dia termasuk yang paling tinggi," katanya.
Walikota Hickey sendiri mengakui dia memiliki dua tiket denda yang dibatalkan.
"Benar ada dua tiket untuk saya yang dibatalkan," katanya. "Saya tidak membela Zucco, tapi saya membela diri sendiri. Satu tiket diberikan petugas padahal saya memasang tanda pengecualian, dan satunya lagi saya sudah lupa".
Zucco sebelumnya membela diri bahwa dia memiliki dua mobil dan seringkali lupa memindahkan tanda permit ke mobil satunya sehingga kena denda.
"Saya sangat sibuk sehingga hal ini bisa saja sering terjadi, sebab tanda permit itu tidak selalu mudah diingat di tengah kesibukan," katanya.
"Saya sudah menyarankan agar pejabat diberikan beberapa tanda permit sehingga jika memiliki beberapa mobil tidak akan jadi masalah lagi," tambah Zucco.
Namun, usulan memintaa keistimewaan ini ditampik keras oleh Wali Kota Hickey. "Mungkin ada yang punya dua mobil, namun mereka tetap diharuskan memasang tanda permit setiap kali memakai mobilnya," katanya.
"Saya sendiri sudah turun langsung bersama petugas parkir, dan saya jamin mereka telah menjalankan tugasnya dengan baik," ujar Wali Kota Hickey.
"Setiap kali mengeluarkan tiket denda, para petugas parkir ini mengambil foto nomor polisi mobil yang melanggar serta foto tiket yang ditempelkan ke kaca mobil itu sebagai bukti," tegasnya.