Jumat 17 Apr 2015 15:04 WIB

Australia Kembali Jadi Negara Termahal di Dunia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Australia masih menempati urutan teratas negara termahal di dunia, meskipun penurunan nilai tukar mata uang dolar AUS turut menurunkan harga barang dan jasa jika diukur dalam terminologi dolar AS.

Dalam rangking tahunan CPI (costumer price index) yang dirilis Deutsche Bank, terungkap bahwa Australia masih 12 persen lebih mahal dibandingkan Amerika.

Di tahun 2012 saat dolar AUS begitu kuatnya, Australia 63 persen lebih mahal daripada Amerika. Sydney dan Melbourne menurut rangking ini tercatat sebagai 10 besar kota termahal masing-masing urutan kelima dan kedelapan. Hanya Singapura, Paris, Oslo dan Zurich yang mengalahkan Sydney sebagai kota termahal.

Sementara Selandia Baru kini menempati urutan kedua negara termahal, disebabkan penguatan nilai tukar mata uangnya. Negara paling murah ditinggali dalam rangking 19 ini adalah Rusia, sejalan dengan turunnya nilai mata uangnya.

Laporan bank ini merujuk pada pengukuran internasional purchasing power parity (PPP), yang membandingkan harga barang yang sama di berbagai negara.

Australia mendominasi daftar, dengan harga barang dan jasa yang hampir semuanya menempati urutan termahal. Sebagai contoh, harga kamar hotel bintang lima di Sydney ternyata 232 persen lebih mahal dibandingkan di New York. Harga minuman ringan Coca-Cola ukuran liter di Sydney lebih mahal 1,5 kali dibandingkan barang yang sama di New York.

Warga Australia juga membayar lebih mahal untuk celana jeans Levis atau sepatu Adidas dibandingkan dengan warga Amerika, meskipun umumnya lebih murah dibandingkan yang dibayar warga Eropa.

Harga iPhone juga lebih mahal dibandingkan di Amerika. Harga transportasi umum baik di Sydney maupun Melbourne tercatat sebagai yang paling mahal dibandingkan di kota lain yang disurvei.

Satu-satunya harga yang murah di Sydney dan Melbourne dibandingkan kota lainnya adalah biaya keanggotaan gym.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement