Ahad 19 Apr 2015 16:22 WIB

Remaja ini Diduga Merencanakan Serangan Teror pada Hari Anzac

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Kepolisian Victoria memutuskan akan menahan selama dua pekan tanpa dakwaan apapun terhadap seorang remaja berusia 18 tahun. Dia ditangkap dalam aksi penggerebekan kontraterorisme terhadap sekelompok warga yang diduga akan melakukan serangan atas nama ISIS pada Hari Anzac di Melbourne.

Ini merupakan pertama kalinya Kepolisian Victoria menerapkan Perintah Penahanan untuk Pencegahan  - preventative detention order (PDO). Di bawah ketentuan perintah ini, siapa saja yang ditangkap akan ditahan selama dua minggu meski tanpa ada dakwaan apapun.

Pria asal Hampton Park yang ditahan dengan aturan PDO ini merupakan satu dari lima orang yang ditangkap Sabtu (18/4) kemarin dalam sebuah penggerebekan di Melbourne. Diduga mereka merencanakan melakukan serangan teroris yang diinspirasi oleh ISIS pada Hari Anzac Day akhir pekan mendatang.
 
Kemarin, satu orang pria lain berusia 18 tahun, Sevdet Besim, dari Hallam, telah didakwa bersekongkol untuk melakukan aksi terorisme muncul di Pengadilan Magistrasi Melbourne.
 
Dia tidak mengajukan penjaminan dan tetap ditahan hingga Jum’at mendatang.
 
Dua pria lain berusia 19 dan 18 tahun telah dibebaskan dan polisi mengatakan satu orang pria berusia 18 tahun lainnya akan didakwa sesuai surat perintah. Setidaknya salah satu dari mereka ditangkap dalam sebuah serangan di rumah di Hallam yang menyebabkan jendela depan rumah itu rusak.
 
Wakil Kepolisian Victoria, Shane Patton mengatakan penangkapan kemarin itu meyakini mereka tengah merencanakan sebuah penyerangan yang akan melibatkan penggunaan pisau.
 
"Diduga kedua orang itu tengah mempersiapkan serangan terorisme pada kegiatan Hari Anzac di Melbourne yang termasuk diantaranya menargetkan polisi," katanya.
 
Pejabat sementara Wakil Kepolisian Federal Australia (AFP), Neil Gaughan menjelaskan rencana penyerangan itu terinspirasi oleh seruan kelompok militant ISIS namun Ia menyatakan masyarakat tidak perlu merasa cemas.
 
"Pada tahap ini kami tidak memiliki informasi kalau penyerangan itu akan merencanakan aksi pemenggalan. Tapi mereka memiliki referensi penyerangan terhadap polisi," katanya.
 
"Pada tahap ini kami merasa yakin kalau ancaman ini telah berhasil dibendung,” tegasnya.
 
Sementara itu Perdana Menteri Tony Abbott meminta masyarakat Australia untuk berduyun-duyun memeriahkan peringatan satu abad Hari Anzac, meskipun terungkap rencana penyerangan ini.
 
Direktur Museum Peringatan Perang Australia, Brendan Nelson menyakinkan masyarakat bahwa pihaknya telah menyediakan pengamanan di beberapa titik untuk mengawal peringatan Hari Anzac di Canberra.
 
"Tidak ada alasan bagi siapa pun, selain memang tidak mampu secara fisik untuk tidak menghadiri upacara peringatan Anzac di pagi buta di Museum Perang Australia di Canberra," katanya.
 
"Kami yakin berdasarkan saran yang diberikan kepada kami, semua langkah pengamanan yang kita lakukan telah melibatkan pengaturan keamanan yang tepat untuk mengantisipasi serangan,”
 
Sementara itu, polisi Inggris mengatakan pihaknya ikut meninjau kembali pergerakan keamanan di negara mereka sendiri pada peringatan Hari Anzac mendatang di Inggris.
 
Sementara Scotland Yard mengatakan meski pihaknya tidak ada menerima informasi adanya ancaman khusus pada semua event peringatan Hari Anzac di negaranya, namun semua Angkatan telah diminta untuk meninjau kembali pengaturan keamanan mereka sebagai tindakan pencegahan yang masuk akal,”
 
Sejumlah peringatan Anzac Day peringatan akan diselenggarakan di Inggris akhir pekan depan, beberapa diantaranya akan dihadiri oleh anggota keluarga kerajaan.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement