Senin 20 Apr 2015 18:23 WIB

Kemenlu Gelar Diskusi Konflik Suriah

Salah satu masjid bersejarah di Suriah, hancur akibat perang.
Foto: Reuters
Salah satu masjid bersejarah di Suriah, hancur akibat perang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika (Pusat P2K2 Aspasaf), Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK), Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berencana menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema 'Middle East Update: Perkembangan Konflik di Suriah dan Kelanjutannya'. Kegiatan diselenggarakan di ruang rapat BPPK, Gedung Ex. BP7, Kementerian Luar Negeri Jakarta, Selasa (21/4).

Dalam siaran pers yang diterima ROL, Senin (20/4), FGD merupakan forum diskusi sekaligus public outreach and consultation guna memperoleh masukan dalam menyusun rekomendasi kebijakan yang action oriented kepada pimpinan Kementerian Luar Negeri. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membahas perkembangan terkini mengenai konflik di Suriah serta memberikan masukan dan rekomendasi mengenai kebijakan luar negeri khususnya langkah-langkah strategi yang perlu dilakukan dalam menyikapi isu Suriah tersebut. Dalam FGD ini juga dilibatkan para pemangku kepentingan, termasuk dari kalangan pejabat pemerintah, kalangan bisnis, akademisi, dan media massa.

FGD membahas perkembangan politik dan keamanan terkini di Suriah dan sikap serta langkah yang perlu diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam menghadapi isu dimaksud. Hal ini penting mengingat pergolakan dan konflik di Suriah yang berlangsung sejak Maret 2011 (saat meletusnya gerakan Arab Spring) telah menelan banyak korban jiwa, yakni lebih dari 220 ribu jiwa serta semakin berkembang menjadi permasalahan yang kompleks baik di tataran regional maupun global.

Konflik Suriah terus berkembang menjadi pertarungan ideologi dan kepentingan yang menyeret keterlibatan negara-negara di kawasan dan kekuatan besar dunia. Seiring memanasnya konflik di Suriah, dunia juga dikejutkan dengan munculnya kelompok Islamic State of Iraq and Syria atau Islamic State of Iraq and ash-Sham (ISIS). ISIS hingga tahun 2014 telah menguasai 1/3 wilayah bagian timur Suriah, termasuk Allepo, Raqqah, dll dan menjadi ancaman terhadap stabilitas kawasan. Fenomena kemunculan ISIS tersebut juga telah berdampak terhadap stabilitas dan keamanan di Indonesia.

Perkembangan terhadap situasi Suriah dan kelanjutannya akan menjadi inti pembahasan oleh para narasumber FGD, yaitu Dubes LBBP RI untuk Suriah, Dubes Djoko Harjanto; Pengamat Timur Tengah, Indonesian Society for Middle East Study (ISMES), Smith Al Hadar; dan Deputy Chief Editor, Kompas, Trias Kuncahyono. Sebagai moderator adalah Kapus P2K2 Aspasaf, BPPK, Moh. Hery Saripudin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement