Selasa 21 Apr 2015 18:09 WIB

Universitas Queensland Miliki Perpustakaan Kerangka Manusia

Red:
Dr Carl Stephan berkerja di bagian kerangka di Sekolah Biomedis,Universitas Queensland.
Foto: abc news
Dr Carl Stephan berkerja di bagian kerangka di Sekolah Biomedis,Universitas Queensland.

REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Universitas Brisbane mendirikan perpustakaan tulang kerangka pertama di Australia yang memungkinkan mahasiswa mempelajari kerangka atau tulang khas Australia.

Sekolah Biomedis (SBMS),  Universitas Queensland's (UQ) akan melengkapi fasilitas perpustakaan kerangka mereka dengan menambah satu lagi fasilitas serupa pada akhir tahun ini.

Koleksi unik ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai warga Australia kontemporer dan memungkinkan mahasiswanya mempelajari spesimen tulang yang sebenarnya.
 
Saat ini belum pernah ada fasilitas perpustakaan kerangka yang khusus mengkoleksi spesimen tulang manusia Australia untuk digunakan demi kepentingan riset oleh pakar biologi. Di perpustakaan tulang kerangka ini tersimpan koleksi berbagai macam tulang dari berbagai kawasan di Australia yang dapat digunakan sebagai materi pembelajaran.
 
Pengajar antropologi fisik dan anatomi senior di SBMS, Dr Carl Stephan mengatakan perpustakaan ini menawarkan pembelajaran yang lebih maju bagi mahasiswa SBMS. "Perpustakaan ini bertujuan menggantikan bahan rangka yang kita miliki di Laboratorium SBMS saat ini karena sebagian besar bahan itu sudah  tua sekali usianya ada yang berasal dari tahun 1930-an, "katanya baru-bar ini.

 
"Sebagian besar materi itu berasal dari India atau China pada tahun 1970-an dan kondisinya sudah semakin rapuh karena telah sering sekali digunakan."
 
"Koleksi ini sangat penting untuk menyediakan kesempatan pembelajaran ilmu kedokteran dan riset baru terbaik bagi ilmu forensik dan juga biologi penuaan,"
 
Dr Stephan mengatakan perpustakaan ini telah menginspirasi universitas untuk membangun perpustakaan tulang mereka sendiri.
 
Universitas Teknologi Sydney misalnya berencana untuk membangun perpustakaan tulang kedua di Australia akhir tahun ini.
 
"Saya sudah berbicara dengan pihak mereka mengenai upaya pencarian sampel tulang dan dari kawasan yang berbeda; ini membuka banyak hal menarik untuk dilihat antara tulang-tulang yang dikoleksi universitas mereka di Sydney dengan milik SBMS di Brisbane,"
 

Mahasiswa SBMS, UQ (kanan ke kiri)  Bakani Butale, Jojo Lu, Arree Fielding dan  Basit Salik di kelas anatomi tengah mempelajari tulang-tulang.

Mahasiswa SBMS, UQ (kanan ke kiri) Bakani Butale, Jojo Lu, Arree Fielding dan Basit Salik di kelas anatomi tengah mempelajari tulang-tulang.

 
Jenazah yang telah diserahkan sebagai badan Donasi yang tidak terbatas ini kemudian diperiksa oleh Mahasiswa dan kemudian disimpan untuk diproses sebagai kerangka.
 
Mayat-mayat ini dikumpulkan berdasarkan Undang-Undang Anatomi dan transplantasi Queensland, dari individu yang sengaja mewariskan tubuh mereka ke Program Donor Tubuh Universitas Queensland untuk kepentingan penelitian medis.
 
"Ini adalah proses yang lumayan rumit karena kita harus menghilangkan jaringan lunak dan setelah itu kita harus memproses jenazah itu ke proses selanjutnya untuk menghilangkan lemak dan tulang sumsumnya," kata Dr Stephan.
 
"Pada akhir proses itu, yang berlangsung selama lima sampai tujuh hari, kita akan mendapatkan tulang yang sudah kering. 
 
"Proses ini sangat luar biasa karena kita dapat memiliki tulang murini tanpa harus merusak dan menggerus tulang tersebut, sehingga mahasiswa dapat melihat secara jelas semua detail dari tulang itu termasuk juga jalur urat syaraf ," katanya.
 
Kerangka-kerangka tersebut disimpan dalam kotak individual, yang diberi tanda dan keterangan sehingga tulang dari individu tertentu tidak akan tertukar.
 
Dr Stephan mengatakan perpustakaan kerangka ini telah beroperasi selama bertahun-tahun di Banyak Negara di seluruh dunia.
 
"Di AS dan mereka memiliki dua koleksi besar kerangka yakni koleksi Hamann-Todd dan Terry Koleksi - yang masing-masing dari fasilitas itu memiliki sekitar 2.000 tulang,"
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement