Kamis 23 Apr 2015 16:31 WIB

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Asia

Kilang minyak milik Petrobas.
Foto: EPA
Kilang minyak milik Petrobas.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Harga minyak dunia turun di perdagangan Asia, Kamis (23/4), tetapi analis mengatakan kerugian dibatasi karena investor fokus pada tanda-tanda positif dalam laporan pasokan AS sementara juga mengikuti krisis di Yaman.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 24 sen menjadi 55,92 dolar AS, sementara minyak mentah Brent turun 35 sen menjadi 62,38 dolar AS dalam perdagangan sore. "Kami ... tetap bullish pada minyak dan ini bergantung pada persediaan minyak mentah AS," kata Daniel Ang, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura.

Cadangan minyak mentah komersial AS pada periode yang berakhir 17 April naik untuk ke-15 pekan berturut-turut, menambahkan 5,3 juta barel, Departemen Energi AS (DoE). DoE mengatakan, peningkatan tersebut mengangkat pasokan minyak AS ke tingkat rekor tertinggi.

Namun, produksi minyak AS turun 18 ribu barel per hari, setelah mengalami penurunan 20 ribu barrel per pekan pada sebelumnya. Para dealer berharap pelambatan produksi serpih (shale) AS bisa mengurangi kelebihan pasokan minyak mentah global, yang menyebabkan jatuhnya harga lebih dari 50 persen antara Juni hingga Januari.

United Overseas Bank Singapura mengatakan pasar minyak masih 'fluktuatif' karena para pedagang terus mencermati situasi di Yaman. Sebuah koalisi yang dipimpin Arab Saudi pada Rabu meluncurkan serangan udara baru terhadap pemberontak di Yaman, sehari setelah menyatakan mengakhir serangan udaranya yang telah berlangsung satu bulan.

Yaman telah dicengkeram oleh gejolak sejak pemberontak Syiah melancarkan pengambilalihan kekuasaan di Sanaa pada Februari. Meskipun Yaman bukan penghasil minyak penting, para pengamat pasar telah khawatir tentang dampak dari gejolak tersebut terhadap wilayah kaya minyak, terutama di Iran, yang diduga mendukung pemberontakan.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement