Jumat 24 Apr 2015 08:13 WIB

PBB Minta Pekerja Kemanusiaan di Sudan Selatan Bebas Bergerak

Para pengungsi yang menghindar dari perang saudara di Sudan Selatan
Foto: Reuters
Para pengungsi yang menghindar dari perang saudara di Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Koordinator Kemanusian PBB untuk Sudan Selatan Toby Lanzer pada Kamis (23/4) menyerukan kebebasan bergerak tanpa syarat buat pekerja bantuan. Desakan tersebut sebagai reaksi terhadap kondisi yang memburuk bagi organisasi kemanusiaan di Pagak, Sudan Selatan.

"Pekerja bantuan telah meninggalkan daerah itu sampai keadaan membaik, setelah diganggu dan diancam," kata Juru Bicara Stephane Dujarric di Markas Besar PBB, New York, AS, Kamis.

Di Malakal, ibu kota negara bagian Upper Nile, Misi PBB di Sudan Selatan (UNMISS) melaporkan terus pertempuran berkecamuk, termasuk di sekitar bandar udara yang terletak sekitar satu kilometer dari kompleks misi tersebut.

Banyak lagi orang yang kehilangan tempat tinggal tiba di lokasi misi itu. Ada sebanyak 19 ribu orang yang berlindung di kompleks PBB di seluruh Sudan Selatan.

Ketegangan Sudan Selatan berkembang jadi konflik terbuka pada 15 Desember. Saat itu, pemerintah Presiden Salva Kiir mengatakan tentara yang setia kepada mantan wakil presiden Riek Machar, yang dipecat pada Juli, melancarkan upaya kudeta.

Sudan Selatan merupakan negara paling muda di dunia yang baru meraih kemerdekaan setelah memisahkan diri dari dari Sudan pada Juli 2011.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement