REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Para peternak di Tasmania menyambut gembira perkiraan kenaikan harga daging sapi yang diprediksi akan meningkat 22% lebih tinggi dibanding tahun lalu.
Acuan harga daging yang diterbitkan oleh Eastern Young Cattle Indicator (EYCI) memprediksi penutupan sesi perdagangan ternak tahun 2014-2015 akan berakhir lebih baik dibandingkan tahun keuangan yang sebelumnya. Hal ini diungkapkan oleh ekonom agribisnis dari Bank Nasional Australia Phin Ziebel.
"Jika harga daging sapi meningkat sebagaimana terjadi pada beberapa pekan terakhir maka harga daging sapi pada penutupan tahun perdaganga 2014-2015 berpeluang lebih tinggi angkanya," kata Ziebel baru-baru ini.
Dia mengatakan meningkatnya pertumbuhan permintaan daging sapi dari AS padahal banyak produsen di Australia terkendala bencana kekeringan merupakan salah satu alasan mengapa harga daging sapi terus meningkat.
"Jumlah produksi ternak Amerika Serika terus berada pada level terendah selama lebih dari 50 tahun terakhir," katanya.
"Australia saat ini menjadi sumber impor daging sapi terbesar ke AS sehingga kita bisa melihat adanya kenaikan harga dan juga meningkatnya permintaan pengiriman ternak dan daging sapi ke AS,' tambahnya.
Ketua Perencana Strategis Industri Daging Merah Tasmanian, Brett Hall mengatakan para peternak di Tasmania diuntungkan dengan lonjakan permintaan ini.
"Permintaan daging sapi saat ini sangat kuat, meskipun kita mengalami sedikit penurunan jumlah produksi daging sapi pada tahun ini," katanya.
"Permintaan itu telah mampu mengambil pasokan tambahan namun harga masih tetap meningkat,"
Dia mengatakan kondisi ini melukiskan gambaran positif bagi produsen daging sapi di seluruh negara bagian Tasmania.
"Mereka mulai melihat hasilnya sekarang dari banyak produk daging premium yang telah dikembangkan dalam waktu lama oleh peternak di Tasmania."
Menurut Hall peternak di Tasmania mendapatkan pesan keras dan jelas dari perusahaan pemrosesan daging kalau pasar daging sapi asal Tasmania melonjak pesat.
"Kita hanya harus mensuplai pasar itu selama satu tahun penuh, jadi bukan musiman tapi tahunan," katanya.
"Jika kita bisa melakukannya maka kita bisa mengembangkan pasar kita dengan cepat,"
Hall juga mengatakan harga daging sapi saat ini sangat kuat dan diharapkan akan bertahan seperti saat ini, namun rencana konversi produk susu bisa menjadi terancam.
"Sejumlah kawasan di mana mereka mungkin ingin memperluas industrinya dengan berternak sapi perah padahal kawasan itu secara tradisional merupakan sentra industri penggemukan sapi potong," katanya.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement