REPUBLIKA.CO.ID, QUEENSLAND -- Sejumlah warga Melbourne menggelar doa bersama di depan kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di kawasan St Kilda. Dalam acara tersebut mereka menyampaikan harapan dan dukungan bagi Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
Acara peringatan dan doa bersama digelar di Kantor KJRI yang berada di Queens Road tersebut, Senin (27/4) sore. Unjuk rasa damai tersebut digerakkan melalui jejaring sosial media Facebook dan dihadir puluhan warga setempat.
Selain mengadakan doa, dengan menyalakan lilin, mereka yang hadir pun menyampaikan aspirasinya soal Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, melalui kertas-kertas yang ditempel di pintu gerbang kantor KJRI.
"Presiden Jokowi, tolong dengar kami. Kami katakan tidak bagi pembunuhan oleh peradilan," seperti yang tertulis di salah satu kertas.
"Andrew dan Myuran, kami sangat mencintai Anda. Terima kasih telah berbagi kenangan-kenangan indah," tulis yang lainnya.
Ada pula yang masih berharap pemerintah Indonesia mau memberikan ampunan dan mengubah pikirannya di detik-detik terakhir.
"Dosa mereka tidak lebih besar dari kasih Tuhan," demikian isi salah satu tulisan.
"Unjuk rasa berjalan dengan sangat damai, dimulai sekitar pukul 4 sore hingga menjelang pukul 6," jelas Dewi Wahab, Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk negara bagian Victoria.
"Mereka tidak meminta bertemu, hanya berkumpul di luar pagar kantor KJRI dan melakukan aksi dengan damai," katanya kepada Erwin Renaldi dari ABC International.
Tapi Dewi mengerti bahwa kata-kata kunci dalam aksi damai tersebut adalah 'harapan' (hope) dan 'ampunan' (mercy).
Acara aksi damai juga digelar di sejumlah kota lainnya, seperti di Sydney, Adelaide, Perth, dan Brisbane.
Di Sydney, aksi unjuk rasa dilakukan oleh organisasi pejuang hak asasi manusia, Amnesty International. Di kota kelahiran Chan dan Syukumaran ini lebih dari 13.000 bunga berhasil dikumpulkan dan dirangkai menjadi kalimat 'keep hope alive'.