REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sebuah laporan terbaru Observatorium Hak Asasi Manusia Suriah dirilis pada Selasa (28/4). Laporan tersebut menyebutkan kelompok radikal ISIS telah menewaskan sedikitnya 2.154 orang sejak akhir Juni 2014.
Sebagian besar korban dari medan non-tempur dibunuh dengan cara memenggal kepala, rajam dan tembakan. Observatorium yang berbasis di Inggris tersebut mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB bertindak.
''Kami terus menyeru DK PBB segera bertindak agar mereka menghentikan pembunuhan,'' kata badan independen tersebut dalam pernyataan.
Observatorium mengatakan anggota ISIS telah tuli meski para korban mereka menjerit. ISIS yang berkuasa di Irak merupakan cabang dari Alqaidah dan telah mendirikan pengadilan sendiri di kota dan desa. Observatorium melacak jumlah korban dari sumber di lapangan.
Selain korban sipil, ISIS juga mengeksekusi mereka yang dituduh sebagai mata-mata. Beberapa waktu lalu, ISIS memenggal wartawan Jepang dan membakar pilot Yordania.
''Kemungkinan jumlah korban bisa lebih tinggi. Ratusan orang yang ditangkap mereka masih hilang hingga saat ini,'' kata perwakilan Observatorium, Rami Abdulrahman.