Kamis 30 Apr 2015 11:33 WIB

Tahanan di Australia Utara Jalankan Bisnis Bok Choy dari 'Balik Jeruji'

Red:
Budidaya salada asal Cina, bok choy.
Foto: abc news
Budidaya salada asal Cina, bok choy.

REPUBLIKA.CO.ID, ALICE SPRINGS -- Tahanan di penjara Alice Springs, Kawasan Australia Utara berhasil membudidayakan sayuran bok choy. Mereka pun memasok untuk dipasarkan. Dengan bermitra bersama produsen dan distributor lokal, para tahanan bisa menjual hingga 800 selada asal China ini setiap minggunya.

Di penjara Alice Springs, para tahanan dipanggil untuk menuju gerbang perkebunan melalui sebuah sistem khusus. Panggilan ini adalah ajakan untuk 'siap bekerja.'

"Kami berada di kompleks dengan tingkat keamanan rendah," Jared Ewin, petugas penjara yang bertanggung jawab dengan budidaya selada. "Sekitar 12 hingga 15 tahanan harus dikumpulkan untuk bekerja dengan saya," ujarnya baru-baru ini.

Meski tingkat keamanannya rendah, tapi Ewin menegaskan tidak pernah ada yang mencoba melarikan diri dari perkebunan bok choy tersebut. "Sangat menyenangkan melakukan ini," ujar salah satu tahanan yang pernah terlibat dalam kasus kekerasan rumah tangga. "Membuat saya tetap sibuk dan membuat waktu saya berjalan cepat."

Ia mengatakan keterampilan yang ia dapatkan dari membudidayakan bok choy ini diharapkan bisa menolongnya untuk mendapatkan pekerjaan, setelah ia dibebaskan seminggu lagi.

"Ada perkebunan mangga dan pisang di tempat saya tinggal dan ini akan memberikan pengalaman lebih," ujarnya.

Sementara seorang mantan tahanan mengaku saat dirinya tahu akan dibebaskan pada bulan Oktober tahun lalu, ia sudah membayangkan akan mendapatkan penghasilan.

"Saya mendapatkan sekitar $40 [atau Rp 40 ribu] setiap dua minggu," kata mantan napi tersebut. "Ini saya belikan untuk keperluan pakaian, sepatu, dan berbagi bersama keluarga.

Menjalankan bisnis bok choy dari dalam penjara tentu bukanlah hal yang mudah. Mereka yang terlibat didalamnya menghadapi sejumlah tantangan.

"Keterbatasan yang utama adalah soal tingkat keahlian," ujar Ewin. "Mereka hanya memulai dengan pengetahuan yang sangat dasar."

Ewin menilai tingkat kesuksesan dari budidaya bak choy ini adalah jika para tahanan tidak kembali lagi.

Untuk memasarkan produknya, mereka bermitra dengan produsen dan distributor lokal Moe McCosker.

McCosker mengaku dari 800 buah bok choy yang didapatkan setiap minggunya dari tahanan tersebut, telah memasok sekitar 60 persen dari total penjualannya.

"Alasan utama mengapa kita bermitra dengan mereka, karena kita kekurangan pasokan setelah musim dingin lalu," kata McCosker.

"Jadi inilah solusi yang sama-sama menguntungkan."

Menteri Pelayanan Kemasyarakatan di Kawasan Utara John Elferink mengatakan usaha budidaya yang sudah berjalan 12 bulan ini bertujuan untuk melengkapi bisnis lokal, memberikan keterampilan, dan pendapatan bagi para napi.

"Tahap akhir dari program ini adalah agar mereka mendapatkan pekerjaan dengan upah sepenuhnya," ujar Elferink.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement