REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Murid-murid dari dua sekolah di Adelaide melakukan penggalangan dana untuk membantu rumah yatim piatu di dekat Kathmandu. Puluhan anak di panti asuhan yatim piatu itu terpaksa tidur beratap langit pascagempa bumi dahsyat yang melanda Nepal bulan lalu menghancurkan gedung rumah tinggal mereka selama ini.
Sekolah Pulteney Grammar di Adelaide bekerjasama dengan Sekolah Blue Sky School Adelaide untuk membantu sebuah panti asuhan yang porak poranda oleh gempa bumi yang terjadi bulan lalu di Nepal.
Seorang mantan murid di Sekolah Pulteney, Ishwor Ghimire, 19, berhasil menyelamatkan lebih dari 50 orang anak ketika gempa berlangsung dan mengungsikan mereka ke kebun sayur di luar gedung panti asuhan mereka.
Remaja asal Nepal, Ishwor Ghimire ini pernah belajar di Pulteney dengan beasiswa penuh pada tahun 2013/14 dan sekarang tengah menjadi mentor bagi anak-anak di panti asuhan itu sambil dia mempersiapkan diri melanjutkan studinya di universitas.
Saat ini gedung panti asuhan tempat Ishwor Ghimire menjadi mentor sudah tidak aman lagi untuk dimasuki dan karenanya anak-anak yatim di lembaga itu yang berusia antara 4 hingga 16 tahun tinggal dibawah tenda plastik, dan diasuh oleh Ghimire dan pengelola panti asuhan itu ibu Rajan.
Kedua orang tua, Ghimire di Adelaide, Lynne Rawson dan Jo Bourchier, akan terbang dari Adelaide menuju Nepal beberapa hari mendatang, dan akan membawa serta donasi berupa tenda, pemurni air, obat-obatan dan juga alat penerangan.
"Pada tahap ini kami sangat kesulitan membawa tenda-tenda ini kesana," kata Rawson baru-baru ini.
"Saya kita kita hanya bisa melakukan hal kecil dan ada sekitar 50 orang anak yang membutuhkan pertolongan dan perawatan kita," katanya.
Rawson mengatakan biaya untuk membawa bantuan tersebut ke Nepal mencapai $33 per kilo gram untuk membayar kelebihan jatah bagasi pada penerbangan tersebut, yang akan menyebabkan terpakainya uang yang sedianya akan disumbangkan ke keluarga Pulteney dan lainnya.
"Biaya pengiriman itu sangat mahal, padahal uang itu dapat digunakan untuk hal lainnya disana,'
Orang tua Pulteney mengatakan Ibu Rajan sangat kelelahan dan anak-anak di panti asuhan yatim piatu yang dikelolanya tidak lagi memiliki dapur dan kamar mandi sejak terjadi gempa.
Kedua wanita asal Adelaide ini mendanai sendiri biaya keberangkatan mereka ke Nepal dan bersedia menerima donasi untuk menyediakan bantuan seperti makanan, air dan juga peralatan masak jika diperlukan.
Mereka mengatakan korban yang sakit menjadi masalah di banyak kawasan yang terdampak bencana gempa besar di Nepal, dan mereka berharap dapat mengisolasi anak-anak yang sakit dari anak-anak lain di panti asuhan yatim piatu tersebut.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement