Kamis 07 May 2015 22:23 WIB

Marah dan Kecewa, Ibu Myuran Sukumaran Surati Presiden Jokowi

Red:
Ibu dan bapak Myuran Sukumaran, Raji dan Sam Sukumaran.
Foto: abc news
Ibu dan bapak Myuran Sukumaran, Raji dan Sam Sukumaran.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Orangtua Myuran Sukumaran menulis surat bernada emosional kepada Presiden Indonesia. Dalam  suratnya Ibu Myuran mengecam Presiden Indonesia yang menolak mengampuni anak laki-lakinya. Dia juga menyebut Presiden Jokowi 'tidak punya keberanian' karena tidak mau menemui langsung dengan dirinya.

Setelah 10 tahun menjadi terpidana mati dan melakukan sejumlah perlawanan hukum, Sukumaran dan Andrew Chan akhirnya ditembak mati di Indonesia pekan lalu di Pulau Nusakambangan karena berusaha menyelundupkan heroin. Dalam suratnya kepada Presiden Joko Widodo, Ibu Myuran Sukumaran, Raji Sukumaran mengatakan dia berharap Presiden dapat 'membantu orang lain atau keluarga lain ketika mereka tengah duduk menunggu perintah kematian.

"Saya tidak tahu dimana Anda berada ketika pejabat yang Anda perintahkan untuk membunuh anak saya dan tujuh orang lainnya menarik kokang senjata namun Saya yakin Anda tidak berada jauh," tulis ibu Myuran baru-baru ini.
 
Anak Saya meninggal dengan mengetahui semua orang yang disayanginya menunggu di kamar hotel untuk mendengar kabar kalau dirinya telah dieksekusi.  "Anak saya memang melakukan kejahatan serius tapi dia juga telah meminta maaf kepada negara Anda dan juga warga Anda berkali-kali."
 
"Myu menghabiskan waktu bertahun-tahun dan membantu merehabilitasi begitu banyak narapidana. Dia berharap dapat membantu orang sebanyak mungkin yang dia mampu, memberi mereka kesempatan untuk meninggalkan penjara dalam kondisi sedikit lebih baik daripada ketika mereka masuk."
 
"Anak saya tidak pernah meminta rehabilitasi yang dijalaninya cukup untuk membebaskannya dari penjara, yang Ia minta hanyalah agar Ia tidak dibunuh. Apakah permintaan itu terlalu banyak bagi Anda untuk membiarkan dia menjalani sisa hidupnya di penjara?
 
Indonesia telah kukuh membela diri kalau pelaksanaan eksekusi mati ini sebagai bentuk perlawanan penting dari "perang" terhadap narkoba.
 
"Bapak Presiden, apakah Anda berpikir bahwa hukuman Anda terhadap anak saya setelah ia menghabiskan 10 tahun di penjara telah berubah  dan juga telah membantu orang lain dan kemudian mengeksekusi dia adalah adil dan setimpal," kata Ibu Sukumaran.
 
Dia mengatakan dirinya berharap Presiden Widodo dan isterinya paham sebagai orang tua apa yang dialami oleh dirinya dan ibu Andrew Chan alami.
 
"Saya berharap anak-anak Anda, cucu Anda, keponakan Anda dan sepupu Anda tidak pernah melakukan kesalahan," tulisnya dalam surat itu.
 
"Saya juga hendak mengingatkan Anda ketika anak Anda jatuh cinta, menikah, membuat rencana di masa depan, sebagaimana juga Andrew Chan yang jatuh cinta, memiliki rencana untuk masa depannya, kemudian dieksekusi. Bagaimana perasaan Anda jika itu adalah anak Anda?"
 
Dia mengatakan itu, sebagai ibu dirinya akan merasa terhukum selama sisa hidupnya karena kematian anaknya, dan dia mengkritik Presiden Widodo untuk mengabaikan permintaan dirinya untuk meminta bertemu, 
 
"Saya telah meminta untuk bertemu dengan Anda, untuk berbicara dengan Anda, tapi sekali lagi Anda bahkan tidak memiliki keberanian untuk menghadapi permintaan kami untuk berkomunikasi dengan Anda."
 
Upacara Pemakaman Chan dan Sukumaran akan diadakan di Sydney dalam beberapa hari ke depan.
 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement