REPUBLIKA.CO.ID, NORTHERN TERRITORY -- Satu-satunya Universitas Kedokteran di Northern Territory berhasil menelurkan mahasiswa pribumi lulusan Fakultas Kedokteran pertama. Para lulusan dokter pertama ini akan menjadikan melayani kesehatan warga di pedalaman sebagai prioritas mereka.
Angkatan pertama dari lulusan program kesehatan di Northern Territory yang diselenggarakan di Universitas Darwin bekerja sama dengan Universitas Flinders di Australia Selatan, tahun ini mulai memasuki angkatan kerja.
Di antara mereka adalah Dr Kane Vellar, orang pribumi pertama yang lulus dari program tersebut yang menyediakan pelatihan selama empat tahun di dalam kawasan NT. "Menjadi orang pribumi pertama yang lulus dalam program kesehatan di NT ini sangat istimewa bagi saya," kata Vellar baru-baru ini.
"Program ini memungkinkan saya berlatih untuk dapat memberikan bantuan terbaik bagi warga pribumi di daerah terpencil. Dan di Darwin juga dimana 50 persen pasien yang berobat adalah warga Adat.
"Kami memiliki kelebihan dalam hal kemampuan berkomunikasi secara baik dengan pasien pribumi," katanya.
Dr Vellar, yang tinggal di Territory selama beberapa tahun sebelum mengambil gelar kedokteran ini, menyelesaikan program magangnya yang merupakan tahun pertama bagi lulusan fakultas kedokteran ini memasuki angkatan kerja,' di RS Darwin.
Vellar mengakui bekerja di bagian perawatan palatif cukup berat. "Terkadang memang sangat melelahkan tapi kami mendapat banyak dukungan, karena kami bekerja sebagai tim dan keluarga," katanya.
Mempertahankan dokter untuk tetap bekerja di daerah terpencil telah menjadi masalah nasional, kata Asosiasi Dokter Australia (AMA).
Australia telah lama berjuang untuk menarik dan mempertahankan pekerja medis di daerah pedesaan dan terpencil.
Presiden AMA cabang NT, Robert Parker, mengatakan hal ini akan menjadi masalah tantangan yang berkelanjutan.
"Daerah-daerah terpencil dan pedesaan Australia kurang mendapat pelayanan dari para dokter profesional,'katanya.
Karena kurangnya pasokan dokter pribumi di tingkat nasional sementara kebutuhan layanan kesehatan di daerah sangat besar, seperti di Northern Territory, di mana masyarakat adat meliputi sepertiga dari populasi di kawasan itu dan memiliki beban yang lebih tinggi dari penyakit.
Dia mengatakan dihapuskannya dana dari pemerintah federal bagi program penempatan dokter di daerah pedesaan telah berkontribusi menyebabkan kurangnya tenaga dokter muda yang bekerja di kawasan pedalaman.
Data terbaru dari Strategi Angkatan Kerja Klinik, NT yang memimpin program jaringan pelatihan regional yang didanai pemerintah federal menekankan kurangnya tenaga dokter di kawasan pedalaman dibandingkan di perkotaan.
Laporan menunjukan Darwin memiliki 70 praktisi kedokteran untuk setiap 10 ribu penduduk, yang meliputi kawasan pedesaan di Darwin, yang hanya memiliki 5 dokter untuk 10 ribu orang warga, di kawasan East Arnhem 20 orang dan sementara di West Arnhem nol.
Laporan ini juga menunjukkan hampir sepertiga dari tenaga kerja medis di wilayah ini adalah lulusan baru dan banyak dari mereka yang tidak mau tinggal di kawasan pedalaman dalam jangka panjang.
Dan juga ada tingkat pergantian staf yang tinggi dimana 92 persen dari seluruh pekerja medis di kawasan itu statusnya pekerja kontrak sementara.
Dokter lulusan dari Fakultas Kedokteran di Universitas Charles Darwin ini bertujuan mengubah statistik tersebut dengan melatih dokter yang berasal dan besar di kawasan itu sendiri sehingga mereka diharapkan mau tinggal di kawasan pedalaman.
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement