Senin 11 May 2015 20:07 WIB

Uni Eropa Usulkan Pengungsi Korban Konflik Dibatasi

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Angga Indrawan
Imigran Afrika kerap melintasi perairan Mediterania demi memasuki Eropa
Foto: EPA
Imigran Afrika kerap melintasi perairan Mediterania demi memasuki Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Komisi Uni Eropa akan membuat usulan kontroversial. Mereka berencanamembatasi jumlah pengungsi dari wilayah konflik, Senin (11/5). Negara anggota Uni Eropa akan mengatur pengungsi tidak lebih dari skema kuota.

Para pemimpin Eropa akan mendiskusikan usulan ini pada konferensi tingkat tinggi akhir Juni mendatang. Perlu persetujuan dari negara anggota untuk meloloskan usulan tersebut.

Langkah ini bertujuan mengatur aliran migran di Mediterania. Lebih dari 200 ribu migran berlayar ke Eropa dalam keadaan seadanya, berharap kehidupan yang lebih baik. Mereka melarikan diri dari konflik yang tidak berkesudahan.

Sebagian besar berasal dari Suriah, Nigeria, Somalia, Erytrea dan lainnya. Sering kali mereka tak sampai di pantai Eropa, melainkan tewas tenggelam karena kondisi perahu yang tidak layak dan kelebihan muatan.

Dikutip BBC, Senin (11/5) usulan kuota Komisi Uni Eropa akan berdasar pada beberapa faktor, termasuk populasi, indikator ekonomi dan jumlah pencari suaka yang sebelumnya telah diterima. Jerman menyetujui ide kuota ini.

Namun, kanselir Austria mempertanyakan keadilan yang muncul hanya karena kuota. "Mereka pencari suaka itu bukan mencari belas kasihan, tapi hak asasi manusia," katanya. Pemimpin Hongaria, Slovakia dan Estonia juga menyatakan keberatan.

Perdana Menteri Hongaria, Viktor Orban  menyebutnya ide gila. Kebijakan migrasi Komisi Uni Eropa juga mengumumkan akan mengusulkan perlunya catatan legal untuk migran jika hendak pergi ke Eropa. Hal ini bertujuan agar mereka tidak berurusan dengan penyelundup.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement